TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Musa Widyatmodjo menilai modifikasi pada kebaya zaman sekarang sudah kebablasan. Sebab, menurut dia, kebaya memiliki pakem tertentu yang harus diikuti.
Musa menjelaskan, kebaya yang sesuai pakem hanya ada dua, yaitu kebaya kartini dan kutubaru. “Kalau belakangnya pakai ritsleting itu namanya bukan kebaya. Parah lagi disebut kebaya (baju) kurung," kata Musa di Jakarta. "Kedua, kain harus panjang semata kaki dan mesti berselop."
Artikel terkait:
Memotret Gaya Sosialita di Fashion Show Kebaya
Pakai Kebaya Bikin Susah Bergerak, Salah Besar!
Amy Atmanto Hadirkan Kebaya Rainbow Expression
Kebaya wajib dipadankan dengan sanggul yang diikat ke atas. Berbeda dengan di Malaysia yang punya baju kurung namun mereka tidak mengenal sanggul karena biasanya rambut dibiarkan terurai pakai mahkota. "Kalau kita tertata rapi," ujar Musa.
Musa meyakini kebaya adalah amanah leluhur sehingga pakemnya tidak boleh terpisah dan harus dipenuhi. Namun, menurut dia, bukan berarti modernisasi pada busana kebaya menjadi kesalahan.
Perlu ada kesepakatan di antara warga negara untuk menentukan apa yang disebut kebaya nasional. “Misalkan seorang artis pakai kebaya dengan lengan yang satu panjang dan satu lagi pendek saat manggung. Itu tidak apaapa, karena konteksnya sedang memberikan penampilan, bukan pada prosesi budaya atau kunjungan kerja ke luar negeri,” ujarnya.
Berita lainnya:
Isi dan Pesan dari Tas Tangan Ratu Elizabeth II
Jangan Menggunakan Eyeliner dengan Mata Tertutup
Balenciaga Padukan Interior Mobil dan Busana di Paris Fashion Week