Selain merasakan nyeri luar biasa di punggung, Faisal Basri mengalami sensasi khas ini. Tangan kanannya kerap kesemutan tiba-tiba. Untuk mengatasinya, ia menggunakan gelang yang terbuat dari binatang laut, akar bahar. Dia meyakini gelang tersebut berfaedah mengobati masalahnya. Sejak gelang itu dipakai pada akhir tahun lalu, menurut dia, kesemutannya lenyap. ”Sekarang sudah tak pernah kesemutan lagi,” ujarnya.
Dokter spesialis saraf Tiara Anindhita mengatakan rasa nyeri akibat penyempitan itu merupakan salah satu alarm alamiah tubuh. Tulang belakang didesain sedemikian rupa untuk bisa menopang badan, menahan tekanan, dan melindungi sumsum tulang belakang. Karena fungsinya yang luar biasa ini, secara alamiah tubuh memiliki alarm yang akan memberi peringatan jika ada yang tak beres di sana. ”Kalau ada yang nyeri, berarti ada sesuatu yang enggak benar,” kata Tiara.
Sinyal peringatan itu tak selalu datang dalam bentuk rasa sakit seketika. Menurut Tiara, alarm juga bisa dimulai dengan pegal-pegal, punggung terasa kaku, kesemutan, dan rasa tak nyaman. Tapi masalahnya, kebanyakan orang mengabaikan rasa tak nyaman ini. Mereka beranggapan pegal yang dirasakan akibat kelelahan. Untuk mengatasinya, biasanya dengan jalan pintas, seperti minum obat pereda rasa nyeri, pijat, atau memakai bantal relaksasi.
Nyeri memang menjadi hilang. Tapi, kalau sumber masalah utamanya tak diatasi, rasa sakit akan muncul lagi. Menurut Tiara, hanya 20 persen nyeri tulang belakang yang membahayakan, misalnya karena tumor atau kanker. Sedangkan 80 persen sisanya disebabkan oleh postur tubuh yang tak baik, seperti duduk tidak ergonomis, selonjoran, membaca atau main gawai sambil tiduran, dan menenteng tas berat. “Itu terjadi berulang-ulang, terus-menerus, bertahun-tahun, lama-lama tulang bisa miring dan menggencet bantalan,” ucap dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ini.
Pada tahap awal, saraf terjepit karena salah postur ini biasanya dapat diperbaiki. Syaratnya, hanya sedikit bantalan yang keluar dan penderitanya masih muda karena jaringan ikatnya masih elastis. Cara memperbaikinya dengan menggeser ruas tulang yang miring tadi.
Tulang, kata Tiara, bisa digeser dengan menggerakkan otot. Selain berfungsi untuk bergerak, otot membuat ruas-ruas tulang belakang saling terikat. Maka menggerakkan otot bisa membuat ruas tulang ikut terangkat, bantalan yang menonjol keluar pun bisa masuk kembali ke antar-ruas.
Menurut Tiara, olahraga untuk tulang punggung (back pain exercise) dan berenang bisa memperbaiki bantalan yang keluar tadi. Postur tubuh juga harus dijaga. Duduk harus ergonomis; tak boleh menenteng tas terlalu berat, apalagi hanya di satu pundak; dan tidur tak boleh tengkurap.
Namun, kalau persoalan tulang punggung ini disepelekan dan sumber masalahnya tak dilenyapkan, kerusakan bisa semakin menjadi. Bantalan bisa makin keluar dan tak dapat dikembalikan lagi. Jika sudah begini, pengobatannya akan lebih sulit. ”Karena nyeri, orang menjadi tak produktif lagi,” ujarnya.
NUR ALFIYAH
Berita lainnya:
Kotoran Telinga Justru Membersihkan, Simak Faktanya
Trik Tampak Langsing saat Kenakan Hijab ala Oki Setiana Dewi
Frekuensi Hubungan Intim Menurun, Bagaimana Mengatasinya?