TEMPO.CO, Jakarta - Industri fashion kini menampilkan koleksi musim semi 2017 sebagai platform untuk membuat pernyataan politik serta mengambil sikap terhadap hak dan nilai-nilai yang terancam pada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Beberapa pesan yang disampaikan melalui parade busana di New York Fashion Week 2017 diantaranya perihal kesehatan reproduksi, inklusivitas, keragaman, dan kependudukan khususnya imigran.
Pesan-pesan tersebut juga dikemukakan oleh desainer pakaian muslim Indonesia, Anniesa Hasibuan. Koleksinya di New York Fashion Week 2017 menunjukkan protes terhadap sentimen dan kebijakan Amerika Serikat terhadap Islamophobia dan xenophobia dengan memilih model imigran dalam peragaan busananya. Meski secara keseluruhan masih banyak menggunakan model berkulit putih, sentimen itu tetap terasa dengan menampilkan hiasan terpisah yang dapat dipakai perempuan yang tidak menggunakan hijab.
Artikel terkait:
Anniesa Hasibuan Dapat Standing Ovation di NYFW 2016
Gemerlap D'Jakarta Karya Anniesa Hasibuan di JFW 2017
Anniesa Hasibuan, Desainer Kenamaan yang Sempat Jual Pulsa
"Bagi saya, fashion adalah dunia yang terbuka dan harus memberikan kesempatan untuk semua orang. Jadi kita tidak membedakan orang," kata Anniesa Hasibuan kepada Fashionista sebelum memulai peragaan busananya. "Karena perbedaan adalah nilai yang indah yang harus dirangkul semua orang."
Koleksi yang dipamerkan Anniesa Hasibuan dalam New York Fashion Week bertema “Drama” terinspirasi dari pesan-pesan feminisme kekuatan perempuan. "Perempuan ditandai dengan karakter yang sangat dinamis, sedih, senang, saat-saat yang rumit. "Tetapi pada akhirnya, kekuatan seorang wanita yang benar-benar dapat mengatasi segala sesuatu untuk bagkit,” ujarnya.
Anniesa Hasibuan menguatkan pesan pemberdayaan perempuan dengan menunjukkan bahwa memakai hijab tidak harus terlihat kurang dinamis dalam berpakaian. Pakaian yang semuanya terdiri dari lengan panjang terlihat lebih kreatif dengan teknik layering. Seperti sebuah cape dengan hiasan kristal Swarovski pada bagian bahunya, poncho yang dihiasi dengan paillette, serta manset blazer yang dengan payet dan mutiara.
Anniesa Hasibuan juga bermain dengan proporsi dan bentuk. Dia menambahkan ikat pinggang model twisty, crop jacket dengan rok longline untuk menunjukkan lingkar pinggang. Semua model internasional-nya juga memakai hijab.
Sentuhan Anniesa Hasibuan pada modest fashion ini juga bisa menjadi alat untuk membantu menghilangkan kesalahpahaman bahwa perempuan muslim tertindas. “Aku di sini untuk menujukkan kepada dunia bahwa perempuan muslim punya banyak potensi," katanya. "Lewat fashion, aku dapat mengekspresikan minat, hobi, dan semua hal yang senang aku lakukan."
Anniesa Hasibuan yang memulai debut di New York Fashion Week 2016 itu juga berharap dapat membawa lebih banyak pemahaman tentang dunia muslim yang sebenarnya. Bahwa perempuan muslim tidak tertindas dan tidak memiliki tekanan untuk melakukan apapun yang diinginkan. Dia juga berharap industri fashion dapat terus mengambil sikap politik pada situasi saat ini.
FASHIONISTA | NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Jurus Menghemat Uang buat Para Pencari Kerja
Berburu Kuliner Manis di Kawasan Tebet, Cek di Sini
Musim Hujan Kuku Kaki Gampang Kotor, Apa Antisipasinya