TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi anak yang mengalami kecemasan bisa karena berbagai faktor. Misalnya, dia mengalami kesedihan yang mendalam atau masih bingung di lingkungan yang baru. Saking cemasnya, anak sampai sulit berucap atau menyampaikan apa yang dirasakannya.
Orang tua yang menghadapi kondisi semacam ini tak perlu panik. Mengutip laman Child Mind, sikap orang tua yang panik hanya akan memperburuk kondisi anak. Sebaiknya beri anak waktu untuk menenangkan diri dan jangan terus mendesaknya untuk mengatakan sesuatu.
Ketika suasana hati anak sudah tenang tapi belum bisa diajak bicara, sodorkan kertas dan alat tulis kepada anak. Biarkan dia mencorat-coret kertas tersebut untuk menuangkan isi hati dan pikirannya.
Dengan menulis atau menggambar, anak belajar menghadapi ketakutan dan kekhawatirannya. Seraya itu, orang tua dapat melatih anak teknik latihan pernapasan sederhana agar lebih rileks.
Minta anak mengambil napas dalam-dalam, lalu tahan dan hitung perlahan sampai tiga. Setelah selesai, buang napas pelan-pelan. Kecemasan biasanya terjadi pada anak yang berusia di bawah 10 tahun.
Jika tak dapat mengatasi persoalan ini, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada yang salah pada si anak secara fisik dan emosional. Apabila hasil tes menunjukkan secara medis anak tersebut baik-baik saja, ajari dia cara mengelola emosi untuk mengatasi kecemasannya.
DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Raisa Belajar Percaya Pasangan melalui Yoga
Ogah Valentine, Para Jomblo Patut Ikut Perayaan Berikut
Waspada Honeymoon Cystitis, Infeksi pada Pengantin Baru