TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyarankan sayur dan buah dikonsumsi minimal 400 gram per hari. Tapi rata-rata orang Indonesia baru mengkonsumsi 57,7 gram sayur dan 33,5 gram buah per hari. Adapun Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat 93,5 persen penduduk Indonesia kurang makan sayur dan buah.
Sayur dan buah punya segudang faedah karena mengandung mikronutrien, yakni zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang setiap hari. Di antaranya vitamin A, vitamin E, vitamin C, zat besi, zinc, dan selenium. Konsumsi buah dan sayur, sesuai dengan rekomendasi, juga mencegah terjadinya penyakit tak menular, seperti diabetes dan hipertensi, juga stroke.
Supaya generasi berikutnya terhindar dari ancaman penyakit tak menular tadi, maka konsumsi buah dan sayur mestinya dilakukan sejak kanak-kanak atau setidaknya remaja. Untuk mendongkrak konsumsi sayur dan buah pada remaja, lewat penelitian disertasinya, Hera Nurlita mencari model rekomendasi asupan buah dan sayur. Pegawai Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan ini memfokuskan penelitiannya pada remaja putri--yang kelak menjadi ibu yang menyuguhkan makanan bagi keluarganya. Tapi hasil penelitiannya juga bisa digunakan untuk remaja putra karena kebutuhan sayur dan buah mereka tak jauh berbeda.
Berkat penelitian ini, Hera meraih gelar doktor ilmu gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hera mengawali penelitiannya dengan berdiskusi bersama 64 remaja putri di dua sekolah di Kota Depok, Jawa Barat. Mereka ditanyai soal buah dan sayur yang disukai dan kendala mengkonsumsinya. Hasil diskusi kemudian dimasukkan ke program matematika untuk menghitung buah dan sayur yang bisa dikombinasikan agar didapatkan gizi maksimal sesuai dengan kebutuhan tubuh, yakni mengandung 10 persen kebutuhan energi, 60 persen kebutuhan beta karoten, 60 persen kebutuhan vitamin C, dan 60 persen kebutuhan serat.
Untuk buah, Hera juga menyusunnya berdasarkan musim, sehingga satu kombinasi bisa ditemukan pada saat yang sama. Harganya juga dipilih yang tak memberatkan kantong orang tua--satu kombinasi sekitar Rp 12 ribu. “Lebih mahal satu bungkus rokok,” katanya. Dari hasil hitungan tersebut, ada delapan varian buah dan sayur yang bisa dikonsumsi bersamaan. Sebanyak 180 remaja diminta menilai semua varian ini. Hasilnya, ada empat varian yang mereka favoritkan (Baca: Kombinasi Favorit Remaja).
Dari hasil penelitiannya, para remaja lebih suka sayur dan buah berwarna-warni, manis, dan praktis dimakan. Mereka menyukai buah yang bisa dibawa, seperti untuk bekal sekolah. Mereka juga menyukai sayuran yang dimasak dengan campuran bahan lain, seperti cah sayur kangkung dengan udang atau sayur asam yang dibumbui terasi. “Kalau sayuran biasa, mereka makan satu porsi, tapi kalau dicampur bisa jadi dua porsi,” ujar Hera.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy mengatakan hasil penelitian ini bisa diadopsi pemerintah. Ia akan meminta Hera membuat program yang bisa diaplikasikan masyarakat. “Tak hanya untuk remaja, tapi semua usia, agar konsumsi buah dan sayurnya bertambah,” tuturnya.
NUR ALFIYAH
Berita lainnya:
7 Alasan Seseorang Menyesal Telah Menikah
Rambut Rusak Bisa Disebabkan oleh Lima Hal Ini
Kain Ulos Batak Hiasi Busana Muslim di Ajang IFW 2017