TEMPO.CO, Jakarta - Udara terasa panas dan lembap di kelas Bikram Yoga Kuningan. Temperatur dipasang pada suhu 45 derajat celcius. Deretan matras dan pelapisnya, handuk, serta air di dalam botol mineral berjejer rapi. Instruktur bikram yoga Joyce Mahlatini duduk di tengah ruangan seraya menyapa ‘anak didiknnya’ dengan ramah.
Joyce menjelaskan apa itu bikram yoga atau dikenal dengan hot yoga dan apa saja persiapannya. Seperti namanya, yoga ini dilakukan di dalam ruangan dengan suhu tertentu. Adalah Bikram Choudhory yang pertama kali mempopulerkan bikram yoga pada awal 1970-an. Satu sesi latihan membutuhkan waktu 90 menit dengan lebih dari 25 postur.
Lantaran suhu ruangan yang panas dan lembap, Joyce mengingatkan agar setiap peserta tak memaksakan diri saat melakukan gerakan yang dia instruksikan. Sebab, pada kondisi panas dan kelembapan tinggi, seseorang kerap merasa kelelahan, pusing, dan mual. “Jika itu terjadi, duduk tenang senyaman mungkin dan atur napas,” kata Joyce, Senin siang, 16 Januari 2016.
Sesi pemanasan dan mengatur napas saat memulai bikram yoga di Bikram Yoga Kuningan, Senin 16 Januari 2017. (BYK)
Latihan dimulai. Joyce membuka dengan pemanasan dan gerakan mengatur napas selama beberapa menit. “Saya bisa tahu siapa yang biasa melakukan gerakan yoga dan yang tidak,” katanya. Mereka yang sudah terbiasa melakukan gerakan yoga akan mendengarkan instruksi dan langsung melakukannya. Sedangkan yang ‘newbie’, menurut dia, umumnya akan larak-lirik ke teman di kanan dan kirinya setelah mendengar instruksi.
Selain memberi instruksi gerakan, Joyce juga memberitahu kapan waktunya minum di sela beberapa postur. Sesi latihan mulai banyak menguras tenaga ketika teknik pemanasan selesai. Mulai dari pose ‘lord of the dance right’, ‘wide-legged forward bend with hands in Namaste’, ‘eagle pose right’, ‘pigeon pose on right foot, head up’, dan lainnya. Sepanjang latihan, Joyce tak hentinya menyemangati murid-muridnya yang sebagian besar menahan rasa pusing dan mual.
Kelas bikram yoga di Bikram Yoga Kuningan, Jakarta, Senin 16 Januari 2017. (BYK)
Perempuan yang sudah 10 tahun berkecimpung di dunia yoga ini menyarankan sebaiknya jangan makan 2 jam sebelum melakukan bikram yoga. “Atau perutmu akan terasa penuh sehingga rasa mual semakin menjadi,” ujarnya. Meski begitu, Joyce melanjutkan, pastikan tubuhmu punya cukup energi untuk melakukan gerakan yoga.
Belum juga 10 menit berlatih, keringat sudah bercucuran. Satu sesi bikram yoga ini mampu membakar 500-600 kalori. Beberapa orang melakukannya agar tubuh lebih lentur, untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh melalui keringat, dan membuat peredaran dan pernapasan lancar. “Tapi ingat, jangan paksa tubuhmu. Dengarkan badanmu dan lakukan yang terbaik,” ujar Joyce.
Menurut Joyce, tak perlu suka, menunggu keinginan, atau kesempatan untuk berlatih yoga. Perempuan yang pernah bekerja sebagai guru Taman Kanak-kanak ini menceritakan saat pertama mengenal yoga. Saat itu, dia tinggal di Los Angeles dan ada seorang teman yang mengajaknya mengikuti kelas yoga. “Awalnya gratis dan saya mengikuti beberapa sesi latihan,” katanya. Saat itu, Joyce merasa yoga itu aneh dan dia tak membutuhkannya.
Meski begitu, rekannya tadi terus membujuk sehingga Joyce tak tega. Hingga akhirnya, temannya itu merekomendasikan paket kelas yoga agar dia mendapatkan komisi. “Demi teman, saya akhirnya ikut paket kelas yoga selain saya tak mau uang yang sudah dibayar hilang begitu saja,” ujar Joyce.
Saat itu, masih ada rasa terpaksa dalam diri Joyce setiap berlatih yoga. Sampai pada satu pagi ketika bangun tidur, Joyce merasa tubuhnya meminta dia melakukan gerakan yoga di kamar, dan dia menurutinya. “Rasanya menyenangkan,” ujarnya. Sejak itu, Joyce melakukan 2-3 latihan yoga sendiri. “Sekarang, saya terbiasa mengisi enam kelas yoga dalam sehari.”
Joyce Mahlatini (tengah bawah) bersama peserta kelas bikram yoga berpose seusai latihan pada Senin, 16 Januari 2017. (BYK)
Kendati pengalamannya dengan yoga bermula dari ketidaksukaan, Joyce menyarankan agar tidak mencontohnya. “Jangan memasang target ketika mulai berlatih yoga, apakah karena ingin langsing, ingin berkeringat, tak enak sama teman atau instruktur. Lupakan itu semua,” ujar perempuan kelahiran Zimbabwe ini. “Buka pikiranmu, jalani saja dan lakukan yang terbaik yang kamu bisa.”
Sebab, Joyce melanjutkan, yang terpenting dari yoga bukan pada gerakan itu sendiri, melainkan bagaimana seseorang masuk ke dalam kelas dan konsisten berlatih. “Banyak sekali alasan yang menghalangi orang berlatih yoga, macet-lah, pekerjaan menumpuk, dan macam-macam,” katanya. Dengan menjalani sepenuh hati, Joyce mengatakan, tujuan tadi dengan sendirinya akan terwujud.
Joyce kembali menceritakan manfaat yoga untuk dirinya sendiri. Pada usia 17 tahun dia mengalami obesitas dan bobotnya mencapai 100 kilogram. “Sejak kecil, saya bukan anak yang aktif dan menerapkan pola hidup sehat,” ujarnya. Namun kini tubuhnya amat lentur dan masih penasaran, kira-kira postur seperti apa lagi yang bisa dibuat oleh tubuhnya.
Seorang peserta bikram yoga, Citra Puspita Sari, 27 tahun, mengatakan lebih percaya diri setelah berlatih bikram yoga. “Selain merasa bugar, percaya diri meningkat karena cairan tubuh banyak yang keluar dan berharap lemak ikut luruh sehingga bobot tubuh berkurang,” kata karyawati yang telah satu tahun terakhir kerap berlatih yoga.
RINI K
Berita lainnya:
Risiko Jika Alergi Makeup Bergluten
Penyebab Ibu Hamil Kerap Mimpi Aneh dan Apa Artinya
Makan Tak Perlu Terburu-buru, Nikmati dan Rasakan Manfaatnya