TEMPO.CO, Jakarta - Zero to Three, laman yang berisi informasi seputar 3 tahun kehidupan pertama anak di Washington D.C., AS, pada Oktober 2015 menggagas survei tentang pemahaman orang tua terhadap kemampuan anak batita mengendalikan emosi.
Hasil survei yang melibatkan orang tua dari generasi X dan Y mengungkap, 56 persen orang tua meyakini anak mampu menahan diri dari keinginan melakukan sesuatu yang dilarang sebelum usia 3 tahun; 36 persen percaya anak di bawah 2 tahun sudah mampu mengontrol emosi; 43 persen berpikir anak mampu berbagi dan menunggu giliran dengan anak lain sebelum usia 2 tahun; dan 24 persen mengira anak mampu menahan ledakan emosi ketika mereka frustrasi sebelum usia 2 tahun.
Kenyataannya, kemampuan mengontrol emosi baru berkembang di usia 3,5 hingga 4 tahun, bahkan butuh waktu lebih lama untuk menjadi konsisten. Di usia itu pula, kemampuan anak untuk berbagi sesuatu dengan orang lain baru mulai tumbuh.
“Menaruh ekspektasi realistis terhadap kemampuan anak sangatlah penting demi mendukung perkembangan yang sehat dan meminimalkan stres kedua pihak, yakni anak dan orang tua,” urai Matthew Melmed, Direktur Eksekutif Zero to Three.
“Sebagai contoh, jika orang tua berpikir kemampuan mengontrol diri pada anak lebih besar daripada yang sesungguhnya dimiliki, ini bisa menyebabkan orang tua frustrasi saat menghadapi anak sehingga memunculkan respons cenderung menghukum,” ujar Melmed.
Berita lainnya:
Pengobatan Alami Bila Si Kecil Influenza
Boleh Bentak Anak Dalam Situasi Ini
Masih Punya Balita Tambah Senang Lihat Bayi, Itu Tandanya...