TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki anak-anak yang keras kepala dan suka membantah adalah pekerjaan rumah yang berat buat orang tua, terutama ibu, yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak. Selain suka melawan, mereka biasanya tak mau mendengar perkataan orang tua, kurang ajar, dan bersikap sesukanya sehingga membuat orang tua frustrasi.
Buat orang tua, tak perlu melawan sikap anak itu dengan kekerasan juga. Para pakar menyarankan strategi khusus, konsistensi, dan kesabaran untuk membesarkan anak pembantah.
1. Jangan membuat serba mudah
“Dalam berbagai hal, sebenarnya membesarkan anak keras kepala luar biasa lebih sulit daripada membesarkan anak nakal,” kata Elaine Rose Glickman, penulis buku Your Kid’s a Brat and It’s All Your Fault kepada Foxnews.
Bila orang tua selalu berusaha membuat hidup anak serba mudah dengan menuruti semua kemauannya dan berusaha membuat anak selalu bahagia, orang tua itulah yang justru merusak anak.
2. Beri batasan
Kebanyakan orang tua tak tahu bagaimana harus memberi batasan kepada anak. Jadi mereka sama sekali tidak memberikannya atau memaksakan untuk memberi batas tapi akhirnya justru “senjata makan tuan”. Bila kita tak berusaha memberi batas, anak akan terus merongrong sampai mendapatkan apa yang ia mau. Ingatlah, memberi batasan bukan berarti bersikap keras atau sering menghukum, tapi dengan cara yang tetap menghargai anak.
3. Fokus pada apa yang penting
Meski kita tak mencanangkan harapan berlebihan, kita juga harus menerapkan peraturan mengenai hal-hal yang tak bisa dinegosiasikan. Kita mungkin jengkel melihat anak tak pernah menaruh barang di tempat semestinya, tapi menghormati orang lain tetap harus ia lakukan.
4. Memahami perasaan anak
Setiap orang ingin perasaannya dipahami, begitu juga anak-anak. Saat anak merajuk, cobalah mendengarkan apa yang ia mau dan pahami perasaannya. Namun tetap pastikan anak juga sadar ia tak bisa mendapatkan semua yang ia mau.
5. Jangan menyerah
Menghadapi anak yang terus melawan dan bertingkah semaunya memang berat. Tapi bila kita menyerah, ia bakal makin merajalela. Lebih baik percaya diri pada apa yang kita lakukan dan apa yang ingin kita capai sebagai orang tua. Bila sikap kita teguh, anak akan menyadari ia tak bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan, baik di rumah maupun di dunia nyata.
6. Jadilah panutan
Bila kita sering bersikap temperamental, anak pun akan menirunya. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi anak mengikuti orang tuanya,” ujar Dr Laura Markham, seorang psikolog klinis di New York, Amerika Serikat.
7. Bertindak cepat
Bertindak dengan cepat adalah cara ideal untuk menjaga tingkah laku standar. Contohnya, bila anak-anak bertengkar, orang tua segera jadi penengah, tak perlu menunggu lama.
8. Tanamkan rasa bersyukur dan berbuat baik
Bila anak berbuat baik, misalnya membantu orang lain, berarti kita telah mengajarkan mereka perbuatan baik. Yang penting perbuatan baik itu dilakukan atas kesadaran anak, bukan paksaan. Ajarkan mereka, daripada membuang mainan yang sudah tak terpakai, lebih baik menyumbangkannya kepada yang membutuhkan.
PIPIT
Baca juga:
Dokter Herbowo: Anak Sakit Ringan Tak Perlu Buru-buru ke Dokter
6 Cara Nonmedis Ketahui Jenis Kelamin Bayi
Ciri Anak Cerdas Memanfaatkan Fasilitas Digital