TEMPO.CO, Jakarta - Mengkonsumsi ikan yang berlemak, seperti salmon, tuna, dan makerel, terbukti secara ilmiah menyehatkan jantung, mencerdaskan otak, mengurangi kolesterol jahat, dan meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa diet dengan banyak mengkonsumsi ikan bisa membantu mengurangi depresi.
Orang yang rajin makan ikan cenderung lebih bahagia, jarang stres, dan kehidupannya lebih berkualitas dibandingkan dengan orang yang jarang makan ikan. Fakta itu dilaporkan berdasarkan penelitian oleh Universitas Australia Selatan.
Ikan mengandung omega-3 dan asam lemak esensial. Lemak sehat ini memegang peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan serta stabilitas mental.
Tidak hanya pada ikan, asam lemak omega-3 juga banyak terkandung pada kacang-kacangan, biji-bijian, minyak, buah zaitun murni, serta minuman anggur. Jika diet kaya omega-3 ini dibarengi dengan diet ala Mediterania dengan mengurangi makanan olahan pabrik, daging merah, permen, cokelat, serta karbohidrat putih, efek anti-depresinya bisa lebih optimal.
Para peneliti asal Australia membuktikan penelitian tersebut dengan merekrut 82 orang dewasa untuk menjadi partisipan. Mereka berusia 18-65 tahun yang sedang mengalami depresi.
Sebelum penelitian, para peserta diperiksa kondisi kesehatan mental dan kualitas hidupnya menggunakan skala hitungan Depression Anxiety Stress Scales (DASS) dan Positive and Negative Affect Scale (PANAS). Pola makan mereka juga diperiksa, apakah dietnya termasuk sehat atau lebih banyak mengkonsumsi junk food.
Menurut Dr Natalie Parletta, yang menjadi penulis penelitian, ada hubungan yang cukup erat antara pola diet dan pengaruhnya terhadap kondisi mental. Bukan karena depresi orang jadi cenderung mengkonsumsi makanan tidak sehat, melainkan apa yang mereka makan sejak awal, yang justru menjadi pemicu depresi.
"Kami menemukan bahwa diet yang miskin nutrisi bisa memprediksi gejala depresi. Bukan ketika orang depresi mereka akan makan junk food. Kebiasaan makan junk food justru menyebabkan depresi. Kami telah merekrut responden yang memang sudah menderita depresi, lalu kami melihat juga orang yang dietnya sehat," ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Artikel lain:
Olah Fisik Plank Sedang Naik Daun, Apa Itu?
Manfaat Curcumin, dari Antibakteri sampai Antikanker
Ayo Mewarnai Gambar dan Rasakan 5 Manfaat Terbesarnya