TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap orang pernah mengalami sariawan, baik ringan maupun berat. Ternyata stres, trauma, dan gangguan pencernaan bisa membuat seseorang terkena sariawan. Begitu juga dengan kelelahan dan kurang minum air, yang bisa memicu penyakit panas dalam itu.
Sariawan merupakan penyakit mulut yang paling umum dan banyak diderita oleh masyarakat dengan keluhan dan penampilan serta sifat-sifat yang spesifik. Terkadang sariawan dapat menganggu fungsi fisiologis seseorang, seperti gangguan bicara, mengunyah, dan menelan.
Dari sisi medis, sariawan disebut stomatitis aphthosa recurrent (SAR), yakni suatu bentuk peradangan yang terjadi di mukosa mulut (pipi, bibir, lidah, bawah lidah, cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi), bentuk luka berupa cekungan (user) dangkal, tepinya jelas, dan beraturan.
Harum Sasanti, dokter ahli penyakit mulut mengatakan ada tiga macam bentuk klinis SAR, yaitu SAR minor, mayor (besar), dan SAR herpetiform (mirip infeksi virus herpes). Sariawan biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan kadang menimbulkan peradangan.
"Sariawan disebabkan oleh banyak hal, seperti faktor genetik dan faktor predisposisi seperti kelelahan, gangguan imunitas, hormonal, anemia, alergi, kekurangan nutrisi dan vitamin, stres, trauma, serta gangguan pencernaan," kata Harum.
Harum menuturkan jika mengalami SAR, pengobatan medis yang biasanya diberikan adalah obat analgetik topikal, antiradang, antiseptik, serta vitamin yang pada intinya bersifat suportif dan simtomatis.
Agar terhindar dari SAR, katanya, dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat, menghindari faktor yang memicu kekambuhan SAR, menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, merawat penyakit sistemik yang diderita dengan patuh menjalani pengobatan, serta menghindari stres.
Sementara itu, menurut dokter herbal, Abrijanto Soen Bing, salah satu cara meredakan sariawan adalah dengan ramuan herbal yang telah diketahui sejak lama. "Saat ini sudah menjadi tren masyarakat mengkonsumsi obat herbal yang khasiatnya setara dengan obat konvensional," ujar Abrijanto.
Menurutnya, banyak ragam bahan alami yang ada di sekitar kita yang berfungsi sebagai obat herbal, misalnya daun saga manis, bunga krisan, dan alang-alang. "Namun, kunci khasiatnya terletak pada bagaimana kita mengolah bahan alami tersebut, agar bermanfaat dan tidak menimbulkan efek negatif untuk kesehatan," ujar Abrijanto.
BISNIS
Artikel lain:
6 Hal yang Harus Dihindari Wanita Saat Datang Bulan
Riset Membuktikan Bersepeda Mampu Tangkis Diabetes
Manfaat Jeruk Nipis, Bakar Lemak hingga Bantu Pencernaan