TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi dunia medis terus berkembang. Namun ibu hamil banyak yang masih merasa takut akan proses pemeriksaan janin lewat ultrasonography (USG). Rumor yang beredar, bila terlalu sering menjalani USG, kesehatan janin akan terganggu. Isu terbaru, penggunaan USG dikhawatirkan menyebabkan gangguan ADHD atau autis.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan fetomaternal Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Azen Salin, menepis kekhawatiran tersebut. Sebagai perbandingan, Azen mengatakan, dari masa ke masa, isu dampak USG berubah-ubah.
"Misalnya, dulu pernah dikatakan bahwa janin yang terpapar USG besar kemungkinan terlahir kidal. Kemudian berganti lagi, paparan USG akan membuat janin lahir dengan lingkar kepala yang kecil," ujar Azen di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016. "Namun semua rumor itu terbantahkan dengan ilmu pengetahuan terbaru karena setiap dugaan di dunia medis pasti akan diuji kebenarannya."
Azen melanjutkan, kini muncul isu autis yang disebabkan paparan USG pada tiga bulan pertama kehamilan. "Menurut saya, tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena pemeriksaan kehamilan dengan USG jauh lebih banyak manfaatnya untuk kesehatan ibu dan janin," katanya. Azen menjelaskan, USG hanya menyebabkan efek panas.
Dokter spesialis radiologi kedokteran nuklir RS Pondok Indah-Pondok Indah, Luqman Adji Saptogino, menambahkan, penggunaan alat medis yang perlu dibatasi dan digunakan sesuai kebutuhan adalah X-ray. “Walau kini paparan radiasinya lebih tereduksi, penggunaan X-ray tetap tidak boleh sembarangan," tuturnya.
Meski begitu, Luqman mengatakan tidak boleh takut bila tindakan X-ray memang diperlukan sebagai bagian pengobatan. Adapun pemeriksaan USG dan MRI yang hingga kini masih ditakutkan beberapa orang malah tidak berdampak sama sekali. "Sering digunakan pun tidak apa-apa karena tidak mengandung radiasi,” katanya.
Berita lainnya:
8 Istilah Makeup yang Tren di 2016
Serba Apel dari Amerika, Smoothie dan Donat
Bikin Sulit Berjalan, Kenali Penyebab Nyeri Lutut