TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri lutut lazim dialami orang-orang berusia lanjut. Namun, tak sedikit pula orang berusia muda mengalami keluhan ini. Gara-gara nyeri ini, banyak di antara mereka yang sulit berjalan.
Kebanyakan orang beranggapan, nyeri lutut disebabkan kurangnya cairan pelumas sendi atau cairan sinovial. Namun, Andre Pontoh, dokter spesialis bedah ortopedi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, punya penjelasan berbeda.
“Penyebab rasa sakit itu adalah pengapuran tulang rawan. Sendinya sudah rusak. Kalau pelumasnya, justru berlebihan,” kata Andre di Rumah Sakit Pondok Indah, Kamis, 8 Desember 2016.
Dokter yang mendapat sebutan “bandar dengkul” dari sejawatnya ini juga menjelaskan, dampak dari pengapuran ini membuat permukaan sendi menjadi tidak rata. Itulah yang menyebabkan rasa sakit jika bergerak. “Jangan samakan dengan mesin,” ujarnya.
Lalu bagaimana mengobatinya? Andre mengatakan solusi yang paling ampuh adalah operasi lutut. Operasi tersebut, kata Andre, dilakukan dengan membuang tulang rawan yang rusak dan menggantinya dengan besi titanium atau keramik elastis.
Andre menjamin setelah operasi pasien bisa menekuk lututnya. "Dulu, metodenya memang seperti itu, lutut dibuat lurus dan kaku agar bisa kembali menopang badan dan bisa berjalan," kata Andre.
Tak seperti metode operasi di masa lampau, menurut Andre, teknologi kedokteran saat ini memungkinkan pasien yang menjalani operasi bisa kembali menekuk lututnya seperti ketika normal dulu.
Operasi pun sekarang sudah dilakukan dengan bantuan komputer. Tak hanya lebih akurat, rasa sakit pasca-operasi juga bisa diminimalisasi. Pasien pun lebih cepat pulih. “Operasi hanya sekitar satu jam, pasien hanya dirawat semalam,” ucap Andre.
BRIAN HIKARI | N.N.