Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerennya Budaya Kerja Santai Namun Produktif ala Google

image-gnews
Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) berjalan di samping balon raksasa Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, 28 Oktober 2015. ANTARA FOTO
Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) berjalan di samping balon raksasa Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, 28 Oktober 2015. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan perusahaan di Indonesia masih memberlakukan peraturan ketat dan sistem kerja yang 'serius'. Alasannya, agar karyawan disiplin, produktif, dan target tercapai.

Padahal, suasana kerja yang santai dan ceria justru bisa lebih memacu produktivitas karyawan, sehingga segala target kerja dan perusahaan pun tercapai. Tak percaya? Google adalah bukti nyatanya.

Google disebut sebagai Perusahaan Terbaik untuk Bekerja oleh Majalah Fortune dan Great Place to Work Insitute sebanyak 5 kali berturut-turut. Perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergery Brin ini, dinilai memiliki cara yang unik dan efektif untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja dengan menerapkan budaya kerja dengan filosofi “menciptakan tempat kerja yang paling produktif dan bahagia di dunia”.

Salah seorang petinggi Google menjelaskan filosofi ini, “Bukan tentang menjadi nomor satu di dunia. Lebih kepada kami ingin karyawan dan calon karyawan mencintai tempat ini, karena itu yang akan membuat kami sukses.”

Seperti apa budaya kerja di kantor Google? Berikut ulasannya:

#Kantor yang Menyenangkan
Kantor pusat Google di California, Amerika Serikat, didesain menyenangkan dan tidak kaku. Karyawan dibebaskan berinteraksi, bersosialisasi, dan bersenang-senang selama jam kerja. Terdapat area tidur siang, panjat dinding, kafetaria, pencucian mobil, bengkel untuk ganti oli dan memperbaiki sepeda, penatu, klinik, pusat kebugaran, tempat pijat, bahkan sampai ada penata rambut di kompleks kantor Google atau disebut Googleplex. Karyawan tidak perlu keluar kantor untuk makan siang, karena aneka makanan dan minuman sehat tersebar di seluruh area kantor.

Karyawan boleh tiba di kantor jam berapa pun, mengenakan piyama atau bahkan membawa anjing peliharaan. Tidak perlu takut ditegur atasan karena “bermain” di jam kerja, karena perusahaan memperbolehkan karyawan menggunakan 20 persen dari jam kerja mereka untuk melakukan kegiatan apa pun yang disukai. Waktu bebas ini bisa digunakan untuk mengerjakan proyek di luar tugas atau bahkan tidur. Apa pun yang tidak melanggar etika dan hukum diperbolehkan Google.

#Fleksibilitas kerja
Para pendiri Google meyakini, mereka akan mendapatkan hasil maksimal dari karyawan dengan memberikan kebebasan, termasuk dalam menentukan jam kerja. Hierarki organisasi Google datar. Para teknisi fleksibel memilih proyek yang ingin dikerjakan. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk mengembangkan minat di bidang lain yang masih berkaitan dengan perusahaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alih-alih diatur bos-bos manajerial tingkat atas untuk mengerjakan tugas yang sifatnya protokoler, karyawan bisa memutuskan sendiri cara menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka juga tidak akan mengerjakan satu proyek yang sama dalam jangka panjang. Karyawan diberikan kesempatan mengerjakan hal-hal berbeda sehingga terus tertantang.

#Hasil tetap memuaskan
Dengan semua kebebasan, fleksibilitas, keuntungan, dan kesenangan yang diberikan Google, banyak yang bertanya-tanya, benarkah hasil kerja karyawan maksimal? Nyatanya, “surga” yang diciptakan Google tidak hanya membuat karyawan berhasil menyelesaikan pekerjaan mereka, tetapi melampaui ekspektasi perusahaan. Ide-ide cemerlang sering kali dihasilkan dari diskusi sambil minum kopi, bersantai, atau bertanding voli.

Tentu saja, yang menjadi kunci awal Google adalah kejelian memilih karyawan potensial. Google menerapkan seleksi yang cukup ketat bagi pelamar kerja. Secara spesifik, Google menginginkan orang-orang yang tidak hanya berbakat, tetapi juga ambisius dengan rekam jejak yang baik dan sejumlah prestasi berkaitan dengan pekerjaan.

Google memastikan karyawan tidak terlena dengan kesenangan dengan menerapkan deadline dua tahunan, untuk mengevaluasi setiap proyek yang dipercayakan. Dan setiap minggunya, para karyawan akan diingatkan soal satu persen lebih dekat menuju deadline.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Ivan Gunawan Janji Promosikan Bordir Kudus di Miss Universe
Psikolog: Dampak Gadget Berlaku Hingga Anak Tumbuh Dewasa
Kram Otot dan Mati Rasa, Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

1 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

27 Desember 2023

Google mengumumkan Pixel 8 baru, Pixel 8 Pro, dan Pixel Watch 2 di New York (Thomson Reuters)
Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

Dengan fitur ultra-wide astrofotografi, pengguna Google Pixel 8 Pro dapat mengandalkan kamera belakang ponselnya untuk mengambil foto langit


Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

8 Desember 2023

Ilustrasi Android 14. The Verge
Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

Android 14 QPR1 mencakup 37 perbaikan dan penyempurnaan untuk ponsel Pixel.


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

1 Desember 2023

Lahan pertanian kentang dan Pembangkit Listrik Geotermal, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis apabila dilihat dari dataran tinggi. Aris Andrianto/Tempo
Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

Energi geothermal berasal dari panas yang dihasilkan selama pembentukan asli planet ini dan peluruhan radioaktif material.


Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

1 Desember 2023

Logo Google di kantor Google untuk Asia Pasifik di Singapura, 13 Desember 2019. TEMPO | Gangsar Parikesit
Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

Raksasa Google bekerja sama dengan Fervo membangun proyek listrik geothermal untuk memasok energi yang lebih bersih bagi pusat data Google.