TEMPO.CO, Jakarta - Permainan papan atau board games, bisa memberi dampak positif pada kecerdasan anak. Saat bermain catur, anak-anak akan belajar tentang ketekunan dan ketelitian.
Psikolog klinis anak Saskhya Aulia Prima mengatakan unsur rules atau aturan main pada permainan papan sebagai salah satu faktor pengasah kecerdasan. "Ini yang membuat permainan papan lebih unggul dari jenis permainan lain dalam hal mengasah kecerdasan," kata Saskhya.
Ya, permainan papan tidak sekadar permainan di atas media papan. Ada aturan main menyertai. Dulu kita mengenal permainan ular tangga sebagai salah satu permainan papan anak populer. Aturan mainnya, pion hanya boleh jalan sesuai bilangan hasil kocokan dadu, pion harus turun kalau berhenti pada kotak bertanda ular, dan sebagainya.
Anak-anak yang mau bermain permainan papan harus tunduk pada aturan main ini. Anak tidak bisa sesuka hati. Begitu pula dengan permainan catur. Ada aturan main menyertai, bahkan dalam level kerumitanyang lebih tinggi.
Permainan papan pun biasanya dimainkan dua orang atau lebih. Unsur persaingan akan mendorong anak berpikir untuk mengatur strategi dan perencanaan. “Jadi dari sisi kecerdasan, anak akan terlatih untuk berpikir,” ujar Saskhya yang praktik di Tiga Generasi, Jakarta.
“Sedangkan dari sisi kecerdasan emosi, anak akan terlatih untuk bersabar dan tidak memburu-buru permainan karena harus bergantian dengan lawan main. Lalu ketika menang atau kalah, anak bisa belajar mengekspresikan perasaannya,” katanya.
Di sini orang tua bisa menempatkan diri sebagai lawan yang ikut bermain bersama anak. Jika ada adik atau teman, bisa juga diajak ikut serta. Namun Saskhya mengingatkan, orang tua harus komitmen dengan aturan main. Orang tua sayang anak, tapi bukan berarti boleh pura-pura kalah hanya agar anak senang.
“Orang tua dan anak sama-sama melatih sportivitas,” bilang Saskhya. Ketika orang tua menang pun, tidak boleh lantas mengolok-olok anak, misal dengan menyebut payah. Beri semangat dan hilangkan kekhawatirannya. Katakan menang-kalah itu biasa dalam sebuah permainan. Masih ada sesi permainan selanjutnya untuk anak mencoba lagi. “Apa yang orang tua sampaikan harus sepositif mungkin,” tegasnya.
Berita lainnya:
5 Mitos dan Fakta tentang Migrain
9 Rambu Sebelum Mengajak Anak Memasak Bersama
Yuk, Bujuk Anak supaya Gemar Makan Sayur dan Buah