Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Karier Mereka yang Berusia 21 Tahun ke Bawah

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
TEMPO/Fully Syafi
TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebentar lagi dunia kerja akan dipenuhi oleh generasi Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir setelah tahun 1995 atau sekarang berusia 21 tahun. Kini, sebagian besar dari mereka mungkin masih mahasiswa bahkan ada pula yang sudah terjun ke dunia kerja. Bagaimana membaca karakter generasi Z di dunia kerja yang menuntut tanggung jawab dan menjadi penentu masa depan mereka?

Private Barber, Profesi yang Menjanjikan

Chief Marketing Officer Karir.com, Rizka Septiadi, mengatakan tren pencari kerja saat ini adalah bagaimana menemukan tempat bekerja yang nyaman dengan kepastian jenjang karier. Generasi Z, menurut dia, cenderung tidak sabar dan ingin akselerasi cepat. “Biasanya mereka akan bertanya, apakah dalam waktu setahun sudah bisa sampai level manager atau belum?” kata Rizka kepada Tempo, Kamis 10 November 2016.

Biasanya, dia melanjutkan, keinginan tersebut akan terakomodasi pada perusahaan yang memiliki sistem manajemen trainee. Hanya saja, tekanan pada situasi kerja seperti ini sangat tinggi. “Akibatnya, turn-overnya juga tinggi,” kata Rizka. Jenis perusahaan konservatif, menurut Rizka kurang cocok bagi generasi Z karena berpotensi terjadi benturan budaya antar-generasi.

Karakter generasi Z juga berbeda. Mereka, menurut Rizka, cenderung nyaman bekerja dalam kelompok dan menerapkan pola komunikasi lewat pesan, semisal pesan instan atau surat elektronik. “Mereka bukan tipe one man show,” ujarnya. Jika dalam satu tahun generasi Z yang masuk di perusahaan ingin menduduki level manager, Rizka mengatakan, dalam sepuluh tahun bekerja mereka punya target ingin memiliki bisnis atau mengelola divisi sendiri karena “haus” tantangan.

Adapun jenis pekerjaan yang banyak digandrungi oleh generasi Z, salah satunya di bidang teknologi informasi. Menurut Rizka, mereka berharap ketika menggeluti pekerjaan ini akan mendapatkan penghasilan Rp 8-10 juta per bulan. “Ekspektasinya seperti itu, tapi kenyataannya di kisaran Rp 2 sampai 10 juta sebulan,” katanya. Minat generasi Z di bidang ini, menurut Rizka, tak keliru karena sekarang memang banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga IT. Lagipula, dia melanjutkan, peluang karier di dunia teknologi informasi kian bervariasi, semisal digital networking, pengembang aplikasi dan desktop, dan sebagainya.

Rizka mengatakan, sejumlah perusahaan sudah mulai berbenah diri untuk menyambut generasi Z agar nyaman bekerja. Dia mencontohkan, ada perusahaan yang membuat lingkungan kerja “open table” alias ruang kerja dibuat terbuka dan tak ada wilayah privat, seperti meja kerja dan lemari, apalagi ruang bersekat/kubikel. “Hanya loker yang menjadi wilayah privat,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, buat Kamu generasi Z yang sedang mencari kerja, Rizka mengungkapkan beberapa kesalahan yang kerap dilakukan oleh pelamar. Saat job fair misalnya, datanglah lebih awal karena saat itu perusahaan yang membuka diri untuk menerima calon karyawan masih ‘fresh’. “Kalau datang saja telat lalu melihat banyak saingan, mentalnya langsung drop,” ujar Rizka.

Tip kedua adalah percaya diri dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Jangan panik melihat berjubelnya para pencari kerja, dan jangan hanya melihat-lihat lowongan tentunya. Berikutnya perihal resume. Rizka menjelaskan, bagian personalia atau Human Resources Department (HRD) membaca ratusan resume pelamar kerja setiap hari. Sebab itu, sebaiknya pencari kerja menuliskan deskripsi lengkap tentang apa saja prestasi yang pernah dilakukannya. “Curriculum Vitae tidak sekadar diisi kegiatan dan kapan,” ujarnya.

Rizka menyarankan, resume pencari kerja dibuat dengan detil, misalnya pernah kuliah di mana dan mengikuti organisasi apa. Di organisasi itu bertugas sebagai apa dan pernah melakukan kegiatan apa saja. “Perbaiki juga CV di LinkedIn,” ujarnya.

RINI K

Berita lainnya:
10 Tanda Anda Hanya Jadi yang Kedua bagi Pasangan
Mau Kurus? Berhenti Makan Setelah Kenyang 80 Persen
3 Bulan Jerawat Tak Hilang, Jangan-jangan Itu Jerawat Super

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

1 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

7 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier


Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

30 Oktober 2023

Ilustrasi orang kerja di Jepang. Foto : LKPN
Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pekerja asal Indonesia. Apa saja syarat dan cara bekerja di sana serta berapa biaya hidupnya?