TEMPO.CO, Jakarta - Kita semua memiliki pendapat yang berbeda tentang pernikahan, dan beberapa dari pendapat itu bisa menjadi mitos. Ada orang yang merasa nyaman hidup dalam pernikahan, namun ada juga yang menganggap pernikahan adalah masalah baru dalam kehidupan.
Semua penilaian tentang pernikahan tergantung pada bagaimana pernikahan itu mempengaruhi kehidupan. Berikut ini lima mitos atau kepercayaan seputar pernikahan yang beredar di masyarakat:
Mitos #1
Ada sebagian orang yang mengira bahwa pernikahan dan hidup dalam hubungan adalah sama. Namun, sebenarnya keduanya tidaklah sama. Banyak penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang hidup bersama dalam hubungan (belum atau tidak menikah) berperilaku lebih seperti lajang dan jarang menawarkan yang terbaik untuk pasangan karena merasa tidak ada komitmen.
Mitos #2
Orang yang belum menikah berpikir bahwa orang yang sudah menikah akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengeksplorasi cinta. Sementara itu, orang yang sudah menikah, justru berpikir sebaliknya. Kedua pendapat ini salah karena variasi cinta dari satu orang ke orang lainnya berbeda dan tidak tergantung pada status (sudah menikah atau masih lajang).
Mitos #3
Beberapa orang berpikir bahwa tidak mungkin untuk tinggal dengan satu orang untuk seumur hidup. Namun, para peneliti mengklaim itu semua tergantung pada kompatibilitas. Ketika ada cinta dan kompatibilitas, Anda tidak akan bosan pada pasangan selama seumur hidup.
Mitos #4
Memiliki anak bisa memecahkan masalah pernikahan? Ini adalah mitos. Sebab, punya anak belum berarti semua permasalahan yang terjadi dalam pernikahan berakhir dengan baik.
Mitos # 5
Pernikahan membunuh kehidupan sosial? Tidak juga. Jika pasangan membolehkan bergaul dan beraktivitas di luar rumah, tentu Anda masih bisa bersosialisasi dengan kehidupan di luar rumah tangga.
Berita lainnya:
Menakar Kebuituhan Kalsium Berdasarkan Usia
Penjelasan Ilmiah tentang Si Ekstrover dan Introver
Anak Umur 1,5 Tahun Sudah Sekolah, Perlu atau Tidak?