TEMPO.CO, Jakarta – Perancang busana Donna Karan mengatakan masa depan dunia mode terletak pada kain. Pernyataan itu didasari oleh anggapan bahwa jagat fashion tidak ada apa-apanya tanpa peran tekstil. Dari kain pulalah karakter seorang desainer akan terefleksi melalui karya-karyanya. Itulah sebabnya, penting bagi insan fashion untuk memiliki pengetahuan yang mumpuni soal kain.
Penyebab Susah Konsentrasi
Sayangnya, tidak semua orang paham bagaimana memperlakukan kain. Bisa jadi Anda pun memiliki banyak pakaian indah dan mahal, tapi tak tahu tentang cara merawatnya. Busana yang sudah dibeli dengan harga mahal akan cepat rusak jika tidak tahu bagaimana menjaganya.
Untuk memahami soal kain dan cara memperlakukannya dengan tepat, yang paling mendasar adalah pengetahuan tentang jenis kain itu sendiri. Kain dibedakan menjadi dua filum besar, yaitu kain dari serat (fibre) natural dan buatan manusia.
Serat natural bisa nabati, seperti kapas, linen, rami, pisang, kapuk, rosela, jute, sisal, manila, kelapa, atau sabut. Namun, bisa juga hewani, seperti wol, sutra, kasmir, angora, mohair, llama, unta, alpaka, dan vicuna.
Ada satu lagi jenis serat natural yang kerap diabaikan orang, yaitu serat yang terbuat dari material mineral. Misalnya, benang emas, perak, silikon, dan material lain yang kerap dijadikan bahan campuran dalam penenunan kain. Sebaliknya, serat buatan/artifisial, misalnya rayon, viscoce, tencel, atau acetate, serta sintetis, seperti poliester atau tetoron, akrilik, nilon, dan poliamida, dibuat dari minyak bumi untuk menggantikan kain dari serat alam yang semakin mahal harganya.
Dosen bidang Fashion Fabric di Binus Northumbria School of Design (BNSD) dan ESMOD Jakarta, Nurul Akriliyati, menjelaskan, serat artifisial pada umumnya juga terbuat dari tanaman yang diproses menjadi pulp sebelum dibentuk. Nama-nama kain yang sedang populer sebenarnya merupakan merek dagang. Misalnya, Lycra, Tencel, Cerruti, Neoprene, atau Scuba.
Kebanyakan nama kain disebut dari asal serat, jenis benang, dan konstruksi pembuatan, seperti katun, satin, krep, twill, dan tweed. "Karakter yang dimiliki oleh serat menjadi ciri khas dari kain yang dibentuknya. Selain dari serat, karakter kain dipengaruhi dari cara pembuatan benang dan konstruksi pembuatan kain itu,” kata Nurul.
Kain yang berasal dari serat natural biasanya lebih mudah menyerap air, tapi agak sulit melepaskannya. Selain itu, lebih mudah kusut dan meninggalkan bekas noda. Karakter ini sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan dalam penggunaannya. Namun ada juga kain serat alam yang mudah menyerap air tapi mudah pula melepaskannya. Misalnya, kain wol, mohair, dan kasmir. Kain-kain tersebut memiliki karakter khusus untuk menahan suhu tubuh penggunanya.
Sebaliknya, kain sintetis cenderung sulit menyerap air tapi mudah melepaskannya sehingga perawatan dan pencuciannya jauh lebih mudah. Namun kain sintetis tidak tahan panas sehingga dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat penyetrikaan.
Setelah mengenal jenis kain, Anda dapat memilih yang sesuai untuk kebutuhan. Apalagi jika Anda memiliki kulit yang sensitif. Nurul mengatakan, bayi, anak-anak, atau orang dengan alergi bahan sintetis lebih disarankan memilih busana dari serat alam. “Serat alam memiliki pori-pori, bisa menyerap kelembapan, dan baik untuk sirkulasi udara, sehingga sangat cocok untuk iklim tropis," kata Nurul.
Baca juga:
Merawat Sepatu? Enggak Susah, Kok!
Bertubuh Besar, Hindari Pakaian yang Bikin Tampak Gemuk
Ada Teknologi yang Bikin Celana Jins Tampak Keren Dipakai