TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan modern yang serba praktis dan cepat memungkinkan orang tua memberikan junk food kepada anak. Pakar nutrisi Sari Sunda Bulan menjelaskan, yang tergolong dalam kategori junk food adalah makanan yang memiliki kandungan gula, garam, minyak, dan kalori tinggi, tapi kekurangan mikronutrisi, seperti vitamin dan mineral.
Junk food tidak selalu berbentuk burger, piza, atau hot dog, tapi nugget, minuman soda, biskuit, permen, jeli, dan kentang goreng juga masuk ke dalamnya. Salah satu jenis makanan sampah yang sedang hit belakangan ini adalah tahu bulat.
Tingginya asupan gula, garam, dan minyak bukan hanya menyebabkan kalori berlebihan bagi tubuh, melainkan juga masalah kesehatan, seperti ginjal, penyempitan pembuluh darah, gangguan gula darah, gangguan liver, tumbuhnya sel kanker, dan obesitas.
Menurut data Federasi Obesitas Dunia, saat ini lebih dari 3,5 juta anak di dunia mengidap penyakit diabetes tipe 2. Jumlah ini diprediksi akan melonjak menjadi 4,1 juta anak pada 2025. Ditambah lagi, sekitar 24 juta anak mengalami tekanan darah tinggi dan lebih dari 33 juta anak mengidap kelainan liver akibat obesitas.
Mengkonsumsi junk food atau makanan bernutrisi rendah ditengarai menjadi pemicu utama berbagai gangguan kesehatan itu.
Berita lainnya:
Kiat Membatasi Konsumsi Makanan Berlebih
Trik Mengurangi Kegemaran Makan Junk Food
Bekal Supaya Anak Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan