TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016 selesai digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Minggu, 6 November 2016.
Acara yang mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia itu diisi dengan 1.000 kuliner dari penjuru Nusantara, pameran produk berskala nasional, konser 1.000 band, serta pentas cerita rakyat Alkisah yang dipersembahkan Rio Motret. Konser 1.000 band dengan tema “Bangkitnya Musik Indonesia” ditutup dengan penampilan penyanyi Raisa Andriana di Hall 2.
Sejak pembukaan pada Kamis, 20 Oktober 2016 hingga penutupan kemarin, sekitar 600 ribu pengunjung memadati PRI yang menyajikan aneka kuliner, juga permainan untuk anak-anak. "Target kami acara ini dikunjungi 500 ribu orang, tapi yang datang ternyata sampai 600 ribu orang. Ini sudah bagus sekali," kata Hyang I Mihardja, Sekretaris Jenderal Pekan Raya Indonesia (PRI), Minggu, 6 November 2016.
Selama acara ini berlangsung, dihadirkan sejumlah toko kuliner Nusantara legendaris, seperti Toko Oen Semarang (1936), Soto Ahri Garut (1943), Es Kopi TakKie (1927), Kupat Tahu Gempol (1965), Nasi Jamblang MangDul Cirebon (1970), Nasi Pindang Semarang (1989), dan Gudeg Yogya Laminten (1980).
Hyang menjelaskan, penyelenggara PRI sengaja memboyong kuliner Nusantara tersebut dari daerah asalnya. Seperti penganan dari Toko Oen yang hanya ada di Semarang. Pengelolanya sengaja didatangkan serta diberikan fasilitas transportasi dan akomodasi. Tahun depan, Hyang melanjutkan, acara PRI akan berlanjut dengan beberapa perubahan.
ALIA
Berita lainnya:
6 Tanda Teman Pria Diam-diam Menyukaimu
Kiat Merawat Kulit Kombinasi: Berminyak Sekaligus Kering
Karakter Anak Dipengaruhi Suasana Hati Ibu Saat Mengandung