TEMPO.CO, Jakarta - Si kecil yang biasanya tidak bisa diam tiba-tiba anteng. Setelah diperhatikan, ternyata tangannya sedang menelusup ke bagian kemaluan, memainkan alat genital-nya. Panik, orang tua hampir pasti akan langsung menarik keras tangan anak.
Boleh-boleh saja mencoba menghentikan apa yang sedang dilakukan anak, tapi baiknya tanpa dibarengi pikiran kotor. Saat anak melakukannya, itu adalah bagian dari eksplorasi, proses mengenali tubuh dan fungsinya. Sama sekali tidak seperti yang dipikirkan orang-orang dewasa.
“Mungkin eksperimen mereka seperti permainan bagi Anda, tapi sungguh mereka hanya sedang belajar dengan serius,” kata Deborah M. Roffman, penyuluh pada bidang manusia dan alat reproduksi asal Amerika.
Anak-anak yang sudah masuk pendidikan usia dini bahkan bisa menjadi lebih konyol dengan alat genital mereka. Orang tua cukup menghadapinya dengan tenang, jangan berlebihan. “Saat mendapati anak bermain-main dengan alat genital-nya, jangan langsung memarahi,” kata psikolog klinis Lawrence J. Cohen, Ph D, seperti dilansir Parents.
Selain itu, penting untuk dipastikan agar orang tua tidak sampai mempermalukan anak. Jangan sampai anak merasa apa yang dilakukannya adalah suatu kesalahan—padahal hal ini sangat normal sebagai manusia.
Cukuplah bersikap empati dengan hasrat anak melakukan sesuatu yang membuatnya tenang dan nyaman. Namun, pada waktu bersamaan, katakan dengan lembut dan jelas agar anak tidak melakukannya, apalagi di depan orang-orang.
Orang tua bisa mengalihkan perhatian anak kepada hal lain, misalnya dengan memberikan mainan seru yang banyak menggunakan tangan. Namun orang tua perlu mewaspadai kemungkinan penyebab lain jika anak masih terus atau sering memainkan alat genital-nya. Disebutkan Cohen, beberapa kemungkinan lain adalah anak mengalami stres, bosan, kesepian, atau gelisah.
Artikel lain:
Kapan Waktu yang Tepat Memberi Vaksin Influenza kepada Bayi?
6 Kiat untuk Mendisiplinkan Anak dengan Cara Positif
Karakter Anak Dipengaruhi Suasana Hati Ibu Saat Mengandung