TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kuliner William Wongso menjelaskan asinan merupakan makanan perpaduan antara kultur Betawi dan Cina. "Sebenarnya, kalau mau disebut asinan Betawi asli ya harus ada daun tekim. Sayuran yang diasinkan lalu diberi potongan tahu dan disiram kuah bumbu kacang," kata dia.
Menurut Willliam Wongso istilah asinan mengacu pada proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan air dengan garam. "Asinan disajikan dalam keadaan diasinkan atau dibuat acar.
Salah satu produsen asinan Betawi yang termasyhur adalah kedai asinan H. Mansyur. Kedai yang berlokasi di Jalan Taman Kamboja, Rawamangun, Jakarta Timur, ini sudah sangat terkenal sejak 1970-an. Karena berlokasi di situ, orang sering menyebutnya asinan Kamboja.
Menurut Yani, anak ketujuh dari mendiang H. Mansyur, asinan Betawi dibikin dengan proses acar. Bahan-bahan segar seperti kol, tauge, timun, selada dibumbui dengan garam, gula merah, cabai, kacang tanah yang dihaluskan, dan asam cuka. Sayuran yang disiram kuah berbumbu ini diberi potongan tahu, taburan kacang goreng, kerupuk mi, dan kerupuk merah.
Kedai asinan seluas 500 meter persegi ini bentuknya sederhana saja. Berupa ruangan berisi jejeran kursi dan meja untuk bersantap. Di sebelah ruang makan terdapat ruangan seluas 50 meter persegi yang berfungsi sebagai etalase bahan-bahan asinan.
Dia mengklaim, cita rasa asinan di sini kental dengan ciri khas asinan Betawi, dari penggunaan kerupuk mi kuning hingga kerupuk merah jambu. Kemudian juga rasa asamnya yang begitu kuat. Dia menyebutkan rasa asam itu berasal dari cuka.
Sebenarnya bahan baku untuk membuat saus kacang sangatlah sederhana, yaitu kacang tanah ditumbuk, lalu ditambah cuka, gula, garam, dan cabai. "Meski bahan bakunya sederhana, kata orang-orang komposisi ini yang menentukan rasa kuah dari asinan."
Tak hanya asinan H. Mansyur, di kawasan yang sama juga terdapat kedai asinan Nyonya Isye. Yang membedakan asinan di sini adalah kerupuk minyak bukan kerupuk mi kampung. Asinan Nyonya Isye memakai mi dan kuah bumbu yang tidak terlalu kental, tapi cair. Sementara di kawasan Pasar Jangkrik, Pisangan, Jakarta Timur, terdapat juga asinan sayur dan buah Betawi yang terkenal, yaitu Mpok Eha dan Mpok Tati. Seperti halnya asinan Kamboja, kedua tempat ini juga menyajikan sayuran dan buah dengan bumbu kacang yang lebih kental dan bercita rasa lebih manis tidak terlalu asam.
Tempat lain asinan Betawi ada di kawasan Condet, namanya Bang Syatiri. Kemudian di Klender, Jakarta Timur, ada asinan Alief. Lalu asinan Jembatan Merah di Jalan Menteng Pulo, kawasan Saharjo, Jakarta Selatan. Kemudian asinan Cang Ishak di Manggarai, Jakarta Pusat. Selanjutnya, di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan, ada asinan Bang Udin Rawa Belong dan di kawasan Lamandau, Jakarta Selatan, ada asinan Betawi Ibu Yenni.
Berita lainnya:
Menikmati Olahan Daging dalam Makanan Jepang di Sushi Kaz
Nikmatnya Ayam Panggang dan Sayuran Berselimut Roti Pizza
Liburan Komplit dan Murah Meriah di Floating Market Lembang