TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Vietnam, Rabu, 2 November 2016, menyatakan jumlah kasus zika telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga hari terakhir menjadi 23 kasus, dengan puluhan kasus baru yang tercatat di pusat komersial Kota Ho Chi Minh.
Virus yang disebabkan nyamuk tersebut telah menyebar di Asia Tenggara setelah mewabah di Benua Amerika. Thailand mengkonfirmasi kasus microcephalus (cacat lahir pada bayi yang ditandai dengan ukuran kepala kecil) yang terkait dengan zika pada akhir September 2016.
Pada Ahad, 30 November 2016, Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan kasus microcephalus pertamanya yang dikatakan memiliki kemungkinan terkait dengan zika. Kementerian menyatakan lebih dari 14 kasus zika dilaporkan muncul sejak Ahad, sebagian besar berada di selatan negara itu. Adapun 17 dari 23 kasus zika Vietnam terdapat di Kota Ho Chi Minh, kota terbesar di negara tersebut.
Otoritas kesehatan negara tersebut belum memberikan komentar atas lonjakan kasus ini. Bulan lalu, Vietnam menaikkan tingkat peringatan ancaman virus zika dan meningkatkan pemantauan ibu hamil.
Infeksi zika pada wanita hamil terbukti menyebabkan bayi mengalami microcephalus serta kelainan otak lainnya. Hubungan antara zika dan microcephalus pertama kali diketahui pada tahun lalu di Brasil, yang sejak itu telah mengkonfirmasi lebih dari 1.900 kasus microcephalus.
Pada orang dewasa, infeksi zika juga dikaitkan dengan sindrom neurologis langka, yang dikenal sebagai Guillain-Barre serta kelainan saraf lainnya. Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk zika, yang dekat dengan "sepupunya", yaitu demam berdarah dan chikungunya, yang menyebabkan demam ringan, ruam, dan mata merah.
Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi virus ini tidak memiliki gejala, sehingga sulit bagi wanita hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi atau tidak. *
Artikel lain:
5 Langkah Mudah Cegah Kanker Payudara
Mata Juling, Efek Menatap Ponsel Terlalu Lama dan Dekat
Menggambar, Cara Efektif Bangkitkan Daya Ingat