TEMPO.CO, Jakarta - Suasana hati ibu saat hamil sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal ini dikatakan peneliti keluarga dari Columbia University, Catherine Monk. "Penelitian menunjukkan suasana hati ibu selama hamil dapat mempengaruhi perkembangan anak," ujar Catherine.
Majalah Time juga menulis, "Keadaan mental wanita hamil dapat membentuk jiwa anaknya." Pengamatan empiris lain juga meneliti asal-usul janin, bagaimana kondisi mental ibu selama kehamilan mempengaruhi pertumbuhan fisik, mental, intelektual, dan emosional.
Dalam buku The Favorite Child karya Ellen Weber Libby, terdapat kisah pasangan suami istri, Carla dan Tom, yang khawatir tentang kepergian Peggy, putrinya, untuk belajar di luar negeri. Hal ini bahkan sempat menimbulkan ketegangan dalam keluarga.
Aspek psikologis sangat penting dalam membangun kepribadian anak. Isu ini mengemuka dalam buku tersebut. Selama masa kehamilan Peggy, Tom selalu mengajak bayinya berbicara setiap malam sebelum tidur dan setiap pagi sebelum beranjak dari tempat tidur. Ia menyatakan cintanya kepada sang janin dan istrinya serta selalu berakhir dengan kata-kata, "Little one..., kami akan selalu bersatu sebagai keluarga."
Saat kehamilan Carla memasuki bulan ketujuh, Tom menjalani perjalanan bisnis selama dua minggu. Sang janin kerap menendang tanpa henti. Hal ini membuat repot sang ibu, yang menjadi susah tidur pada malam hari. Sepanjang hari, Carla pun kelihatan lelah dan tidak nyaman. Namun, ketika Tom kembali ke rumah dan melakukan ritual bicara kepada sang janin dengan penuh kasih sayang, si janin kembali tenang.
Saat Tom dan Carla kembali mengungkapkan kata kasih sayang, "Little one..., kami akan selalu bersatu sebagai keluarga," Peggy dewasa terisak tak terkendali. Hati kecilnya mengatakan ia tidak bisa hidup terpisah dari keluarga. Sekarang Peggy memahami makna bahasa yang ia serap saat dalam kandungan. Perilaku Peggy dipengaruhi oleh pemahaman rasional daripada naluri irasional.
Cerita tadi menggambarkan implikasi potensial dari proses lingkungan yang terbukti mampu mempengaruhi perilaku gen tanpa mengubah DNA. Dalam perkembangan janin, otak kanan yang mempengaruhi rasa serta kreativitas lebih berkembang dibanding otak kiri yang mengatur bahasa, pemikiran abstrak, dan penalaran.
Setelah bayi lahir hingga usia 2 tahun, otak kiri berkembang bersamaan dengan kemampuan bahasa. Perasaan yang berakar kuat mempengaruhi kepribadian dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa kehamilan merupakan proses belajar. Janin dalam rahim ibu menyerap komunikasi dari ibu dan dunia luar.
PSYCHOLOGY TODAY | DINA ANDRIANI
Baca juga:
Kenapa Mereka Disebut Indigo?
Obesitas Dapat Mengganggu Kejiwaan Anak
Gadget Merusak Pola Tidur Anak