TEMPO.CO, Jakarta - Kenapa anak-anak dengan kemampuan khusus ini disebut indigo? Istilah ini konon disematkan untuk pertama kalinya oleh Nancy Ann Tappe dalam bukunya, Understanding Your Life Through Color, yang terbit pada 1982.
Menurut Tappe, ia memakai istilah itu karena aura anak-anak tersebut berwarna nila atau indigo. Ia mengklaim telah melakukan penelitian mengenai hal ini sejak 1960-an. Konsep ini ramai dibicarakan ketika aliran New Age mulai berkembang pada 1970-an.
Hal ini semakin populer setelah pada 1998 terbit buku berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived yang ditulis Lee Carroll dan Jan Tober. Empat tahun kemudian, di Hawaii, digelar konferensi internasional tentang anak-anak indigo yang dihadiri 600 peserta.
Tentu saja hal ini menjadi perdebatan, pro dan kontra. Sejumlah ahli psikologi menganggap apa yang terjadi pada anak-anak indigo adalah respons terhadap perlakuan kepada mereka. Sarah W. Whedon, misalnya. Pada 2009, dia menulis artikel berjudul Nova Religio, yang menyatakan anak indigo sebenarnya adalah anak dengan attention deficit disorder (gangguan akibat kurangnya perhatian) atau attention deficit hyperactivity disorder (gangguan hiperaktif akibat kurangnya perhatian).
Namun banyak juga yang ragu akan kesimpulan Whedon. Ia seakan tidak melihat banyak anak indigo yang sebenarnya berasal dari keluarga yang bahagia dan mereka mendapat kasih sayang semestinya, bahkan perhatian yang cukup baik. Pro-kontra ini terjadi karena ilmu pengetahuan modern sebenarnya belum mampu menjelaskan dengan tepat apa yang terjadi pada anak-anak indigo.
Berita lainnya:
Jika Anak Positif Indigo
Wingko Babat Homemade Teman Minum Teh
Mengenal Spektrum Anak Indigo