TEMPO.CO, Jakarta - Pesta mode Jakarta Fashion Week 2017 yang berlangsung Sabtu-Jumat, 22-28 Oktober 2016, dihadiri berbagai kalangan yang mengampu dunia fashion. Perhatian dari berbagai penjuru dunia tertuju pada acara yang menjadi salah satu barometer mode tahun depan itu.
Ambil contoh, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop melakukan blusukan fashion. Juga perwakilan dari Korea Selatan dan India, yang ambil bagian dalam acara tersebut. Termasuk kehadiran seorang fashion blogger dari New York, Amerika Serikat, Heba Jay.
Menurut pemilik akun Instagram @heba_jay yang memiliki 152 ribu pengikut ini, perkembangan mode busana muslim (modest fashion) di Indonesia patut diacungi jempol. “Saya tidak menyadari perkembangan mode busana muslim di Indonesia sudah sedemikian besar, sampai saya datang ke sini dan melihat sendiri seperti apa. Saya merasa takjub,” kata Heba kepada Tempo, Kamis 27 Oktober 2016.
Heba mengisahkan bagaimana dia mengenal perkembangan mode hijab di Tanah Air. Pada 2012, dia mulai mengikuti akun Instagram perancang busana muslim Dian Pelangi melalui akun @dianpelangi. Dari situ, Heba mengetahui bahwa di Indonesia banyak perancang busana muslim. Fashion show busana muslim yang pertama kali dia saksikan adalah karya Anniesa Hasibuan, yang tampil dalam New York Fashion Week pada awal September lalu.
Heba, yang memperhatikan berbagai modest fashion show di beberapa negara, menilai rancangan busana muslim oleh desainer Indonesia jauh lebih bagus ketimbang perancang di negara lain. “Jujur saya katakan, busana muslim di sini jauh lebih bagus daripada di Dubai,” ujarnya. “Di sini lebih variatif dan busana reguler non-hijab dengan busana muslim menduduki posisi yang sama, sejajar.”
Di Indonesia, Heba menambahkan, terbukti busana muslim adalah bagian dari industri mode. “Busana muslim itu tidak selalu baju panjang berwarna hitam yang menutup ujung kepala sampai ujung kaki, meski itu juga tidak mengapa bagi sebagian orang,” tuturnya. Meski demikian, sebagian muslim yang tinggal di dunia Barat tentu ingin mengenakan pakaian yang cocok dengan lingkungan, tapi tetap menutup aurat sesuai ajaran agama.
Melalui fashion, blogger keturunan Libanon ini menjelaskan, stigma masyarakat Barat tentang perempuan muslim bisa berubah secara perlahan. “Seperti Anda ketahui, di dunia Barat sana, masih ada orang yang berpikiran sempit tentang Islam. Masih ada yang merasa tidak nyaman ketika melihat perempuan muslim mengenakan hijab,” ucapnya. “Merekalah yang perlu dinormalisasi. Salah satunya dengan menunjukkan bagaimana busana muslim itu bisa tampil modern.”
Jadi, menurut Heba, apakah Indonesia bisa menjadi kiblat busana muslim dunia? “Ya, tentu saja,” ujarnya mantap. Buktinya, Heba mengatakan, Indonesia memiliki semuanya, baik tren fashion non-hijab maupun hijab. “Saya rasa Indonesia layak menjadi pusat busana muslim dunia.”
RINI KUSTIANI
Berita lainnya:
6 Tanda Teman Pria Diam-diam Menyukaimu
Menjilat Bibir dan Tak Cuci Tangan Bikin Kulitmu Menderita
Ladies, Perhatikan Cara Deteksi Payudara Sendiri untuk Cegah Kanker