TEMPO.CO, Jakarta - Sampai tahun ini, sudah 16 kali desainer Abineri Ang membuat workshop designer dengan label Abineri Ang Atelier et Createur de Mode. Selama itu, lebih dari seribu murid bergabung. Beberapa di antaranya bahkan masih tergolong baru di dunia fashion.
Tabir Surya Penangkal Tua
Anak-anak muda, yang sebagian besar belum memiliki bisnis sendiri ini, lantas dituntun supaya dapat menjalin relasi dengan mitra usaha. Salah satunya lewat pergelaran busana. Jakarta Fashion Week tercatat menjadi agenda rutin yang diikuti Abineri Ang dan murid-muridnya setiap tahun. Begitu pun dengan Jakarta Fashion Week 2017 yang digelar pekan ini.
“Untuk tahun ini, saya mengikuti empat slot. Tiap slot menampilkan karya dari enam desainer muda,” kata Abineri Ang kepada Tempo di Jakarta Fashion Week 2017, Senayan City, Senin, 24 Oktober 2016. Tema yang diolah tiap murid berbeda-beda, kendati masih dalam lingkup yang sama, yakni fashion art.
Ada metode khusus yang dilakukan Abineri Ang supaya karya desainer muda ini dilirik para penikmat mode dan layak dipamerkan kepada khalayak. Awalnya, Abineri campur tangan dalam proses perancangan busana. Di sini, dia terlibat penuh ketika muridnya merancang pola. Dalam proses belajar itu, kreativitas para murid bakal dikombinasikan dengan ilmu Abineri.
"Kalau mereka sudah berkembang, campur tangan saya cuma 25 persen," ucapnya. Abineri Ang juga tak melulu mendikte muridnya. Dia lebih suka membebaskan anak-anak didiknya mengeksplorasi rancangan mereka. Bahkan tak ada batasan antara guru dan murid untuk saling berbagi pengetahuan.
Abineri Ang menyeleksi ketat setiap karya anak didiknya yang akan ditampilkan dalam setiap pertunjukan. "Saya lihat dulu seperti apa busana mereka sebelum ditampilkan. Kalau masih ada yang kurang, saya akan ubah, tapi tak memaksa,” ujarnya. “Kalau sudah oke, mereka olah lagi sampai benar-benar final.”
Abineri tak membiarkan muridnya mengeluarkan konsep busana ready to wear atau siap pakai dalam pertunjukan. Abineri Ang mengarahkan para desainer baru untuk menerapkan konsep couture atau busana yang dibuat khusus bagi pemesannya karena pasarnya lebih jelas. “Kalau busana couture, orang bisa memilih kira-kira busana ini cocok untuk acara apa, semisal prewedding atau wedding," tuturnya.
FRANCISCA
Berita lainnya:
Devina Salim, Seru Berbisnis Bulu Mata Palsu
Desain Qonita Gholib Pukau Panggung JFW 2017
Penjelasan Ilmiah tentang Ketindihan, Mimpi Seram, dan Sejenisnya