TEMPO.CO, Jakarta - Coffee Smith, tempat ngopi yang baru lahir pada pertengahan tahun 2015 berlokasi di Duren Tiga Raya Ruko Nomor 19 Kavling 5, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Dalam instagram @coffeesmithjkt, tak hanya posting kopi racikan sang barista tapi juga menunjukkan aktivitas seru trio pendiri Coffee Smith, Aga, Cindy Herlin Marta, dan Rendy Mahesa, di kedai mereka. Foto yang diunggah itu kebanyakan hitam-putih. Belakangan, barulah kami tahu, itu adalah nuansa favorit ketiganya yang menginspirasi interior dan menu Coffee Smith.
"Sebenarnya kami pengin bikin interiornya serba-monokromatis, tapi akhirnya enggak semuanya dibikin hitam-putih," kata Cindy, yang menemani ngopi sore kami. Cindy cs merancang interior Coffee Smith dengan sentuhan gaya industrialis, dengan perabot serba kayu cokelat tua yang membuat ruangan terasa hangat.
Ya, kehangatan adalah kesan yang terasa begitu menginjakkan kaki ke Coffee Smith. Si empunya tempat amatlah ramah dan asyik diajak mengobrol, terutama soal kopi. Kita pun bakal merasa nyaman bertanya apa pun soal kopi, termasuk yang tengah nangkring di dapur mereka. Menurut Cindy, ruangan Coffee Smith yang tergolong mungil adalah satu musabab interaksi antara sahibulbait dan pengunjung lebih cair. Luasnya cuma sekitar 20 meter persegi dengan daya tampung 15-an pengunjung. Sedikit lebih luas daripada Goni Coffee di Kemang, Jakarta Selatan.
Biji kopi Arjuna didatangkan Cindy dkk langsung dari petani kecil di Malang, Jawa Timur. "Kami memang lebih suka memasok biji kopi langsung dari petani agar kualitasnya bisa kami perhatikan betul," ujar Cindy, yang melepaskan pekerjaan kantorannya demi bisa total mengurus Coffee Smith.
Biji kopi itu lalu diolah sendiri oleh Cindy dkk dengan mesin pemanggang di ruang tamu Coffee Smith. Di tengah persaingan antarkafe di kota besar di Indonesia, memproduksi kopi sendiri menjadi nilai lebih karena membuat hasil racikan sang barista lebih otentik. "Kami ingin kopi di Coffee Smith jadi specialty semua," kata Cindy, yang tengah belajar meracik kopi. "Jadi, ya, biar orang ke sini karena tahu kopinya enak."
Secangkir long black Arjuna hangat-suhunya dibikin tak lebih dari 70 derajat Celsius agar tak mengurangi kualitas si biji hitam-menjawab rasa penasaran kami. Hasil racikan Aga-runner up Kompetisi Barista Indonesia 2014-itu disuguhkan dalam cangkir oranye, sehingga Arjuna jadi terlihat seksi. Rasa asamnya dominan, cenderung tak pahit, dan meninggalkan sensasi manis yang bersahaja. Menurut Cindy, Arjuna lebih nikmat jika dibikin menjadi espresso. Ah, ini semacam godaan untuk menjajalnya lagi dalam kunjungan berikutnya.
Paket monokrom ala Coffee Smith boleh dicoba. Ini adalah paket hemat yang terdiri atas secangkir kopi hitam dan kopi susu yang cara pengolahan dan jenis kopinya bisa kita pilih sendiri. Yang tak kalah menarik untuk dicoba adalah cokelat hangat yang bijinya dipasok Coffee Smith dari kelompok petani kecil di Tabanan, Bali. Teksturnya lembut, dengan rasa manis bawaan cokelat yang pas.
Berita lainnya:
Sakitnya Saat Bulu Mata Tercabut, Apa yang Harus Dilakukan?
Jurus Menjalin Kebersamaan Keluarga
Pesan Ibu Putri Pariwisata 2016: Dunia Begini, Banyak Godaan