TEMPO.CO, Jakarta - Bak berada di sarang lebah. Kesan itu terasa begitu kita memasuki Beezy Kaffee. Dari luar bangunan pun ciri lebah sudah terlihat, yakni lewat papan heksagonal berwarna kuning terang khas sarang tawon. Saking menterengnya, sulit bagi kita untuk melirik plang tersebut saat melintasi Jalan Wijaya Timur Raya I—50 meter dari perempatan Jalan Wolter Monginsidi dan Jalan Kapten Tendean.
Begitu masuk ke Beezy, kian banyak bentuk segi enam yang mejeng. Dari ornamen tiga dimensi di langit-langit, hiasan di dinding, hingga motif lantai atas dan bawah kafe ini. Motif itu dikawinkan dengan interior bergaya rustic—kayu yang tidak dipoles, khas rumah di pedesaan Amerika dan Eropa—yang keren. Warna yang dominan di ruangan Beezy, selain kuning, adalah cokelat dan hitam. Lagi-lagi khas tawon.
Baca Juga:
Lebah memang jadi filosofi gaya dan kerja kafe ini. Lebah selalu sibuk dan suka gotong-royong. Nama "Beezy" terilhami dari lebah gabungan "bee" dan "busy".
Area dalam ruangan Beezy bebas dari asap rokok, dengan pencahayaan temaram yang romantis. Kami memilih kongkow di area luar yang terbuka sesuai dengan saran sejumlah kawan yang demen nongkrong di sini.
Beezy punya dua area luar ruangan: yang satu berisi set sofa besar yang muat untuk lima orang, lainnya berisi sofa taman yang cocok untuk foto narsis. Kursi kayu di dalam ruangan, juga sofa, mengikuti gaya kebanyakan tempat makan di Korea Selatan. Karena kafe ini mengadopsi suasana makan khas Korea, tapi dipadukan dengan gaya rustik yang serba lebah.
Ada alasan mengapa Beezy membawa rasa Korea ke dalam ruangannya. Pertama, karena lokasinya dekat dengan kawasan tempat tinggal ekspatriat Korea Selatan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedua, untuk membikin anak muda Indonesia pencinta K-Pop betah nongkrong di sana. Ke-Korea-an Beezy juga ada di daftar menu. Di antaranya Gangnam Tea—teh hitam yang dicampur dengan sari jeruk sitrun—juga Sam Da Soo, air mineral yang dibawa dari Pulau Jeju, Korea Selatan.
Tapi, tentu saja, menu tetap "berbau" lebah yang tak bisa dipisahkan dari madu. Baik dari kategori teh, milkshake, mocktail, maupun kopi, semua punya menu yang mengandung madu. Yang jadi andalan barista Beezy adalah Honey Ginger Latte. Paduan kopi susu dengan sari madu dan jahe ini tak cuma segar, tapi juga meninggalkan rasa hangat di tenggorokan. Beezy Chocolate Ice, minuman jagoan lainnya dari Beezy, juga mesti Anda coba. Tak lain karena cokelat hitam yang jadi bahan utama minuman ini lebih dominan dibanding gulanya.
Adapun koleksi penganan Beezy didominasi masakan asing—terutama Italia dan Meksiko—dari pasta, steak, aglio olio, hingga nachos. Saya mencicipi Carbonara Fettucini dan Korean Chicken Wing. Dari dua itu, Carbonara Fettucini, yang berlimpah parutan dan lelehan keju mozarella serta irisan daging asap, juaranya. Pasta bikinan koki Beezy ini terasa gurih dan creamy, sama sekali tidak membikin enek. Cocok jadi teman bersantai di dalam sarang tawon yang cozy ini.
Berita lainnya:
Diolok-olok `Bego`, Gardini Oktari Melesat Mengukir Prestasi
Menikmati Manisnya Gelato di Utara Jakarta
Rahasia Iga Bakar Rawit Warung Legoh Bandung