Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sikap Orangtua Bila Anak Divonis Menyandang Disabilitas

image-gnews
Para anak penyandang disabilitas mempersiapkan diri sebelum memulai pertandingan amal bertema World Boots di Neymar Institute, Praia Grande, Brasil, 8 Juli 2015. REUTERS/Paulo Whitaker
Para anak penyandang disabilitas mempersiapkan diri sebelum memulai pertandingan amal bertema World Boots di Neymar Institute, Praia Grande, Brasil, 8 Juli 2015. REUTERS/Paulo Whitaker
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika dokter memvonis buah hati mengalami disabilitas, dunia rasanya seperti berakhir. Orang tua mana yang tidak pedih hatinya melihat perkembangan sang anak terganggu atau tidak memiliki kemampuan tertentu.

Namun, sebagai orang tua, Anda tentu tidak boleh terus-menerus bersedih, menyerah, dan berputus asa. Peran ayah dan ibu sangat penting untuk tetap memotivasi anak menjadi pribadi mandiri.

Saat Anda mendapati fakta si buah hati mengalami disabilitas, apa yang harus dilakukan? Dan kapankah anak dengan disabilitas diizinkan untuk belajar di sekolah umum?

Menjawab dua pertanyaan tersebut, Wakil Kepala Sekolah Bimbingan dan Konseling SLB Negeri A Bandung, Muftiah Yulismi S.Psi. mengatakan, prinsip dasar pembelajaran anak adalah kesiapan untuk menjadi mandiri. Mandiri yang dimaksud misalnya, tidak mengandalkan orang lain 100 persen. Anak-anak berkebutuhan khusus pun bisa memperlihatkan kemandirian.

“Anak tuna daksa misalnya, memakai kursi roda dan BAB sendiri. Namun, akses ke kamar mandi diantar asisten atau teman sekolah. Secara tumbuh kembang, setiap anak adalah sama, baik disabilitas atau nondisabilitas. Dikatakan mampu jika ia bisa merampungkan sebuah tugas dengan baik,” terang Muftiah.

Ketika anak sudah mandiri, orang tua tidak perlu ragu menyekolahkan buah hati mereka yang berkebutuhan khusus ke sekolah umum. Masalahnya, mayoritas orang tua malu ketika putra-putri mereka yang disabilitas bersekolah di sekolah umum. Mereka juga khawatir anak-anak mereka diejek atau takut tidak bisa mengikuti perkembangan anak-anak lainnya.

Tidak ada teori spesifik yang menyebut berapa usia idealnya anak berkebutuhan khusus bisa disekolahkan di sekolah umum. Di sini, peran penting orang tua dalam mencermati perkembangan aspek kemandirian putra putri mereka menjadi penting. Adalah wajar jika orang tua khawatir anak mereka tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum. Namun, orang tua patut mempertimbangkan manfaat yang didapat anak disabilitas saat belajar di sekolah umum.

Keberagaman dan murid yang berjumlah banyak sebenarnya efektif menopang tumbuh kembang anak. Kondisi tersebut merangsang proses anak bersosialisasi mengingat fungsi sekolah yang utama, mengembangkan kecerdasan sosial. Bukan kecerdasan intelektual semata.

“Kecerdasan berbahasa dan kecerdasan berinteraksi. Itu alasan mengapa anak-anak disabel yang tidak mengalami hambatan komunikasi, hambatan perilaku berat (seperti down sindrom atau Attention Defisit Disorder) boleh ikut sekolah umum. Teman-teman sebaya dan guru bisa menjadi sahabat terbaik mereka. Empati bisa terbangun dengan membantu anak disabilitas,” ujar Muftiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi orang tua yang memiliki putra-putri berkebutuhan khusus, Muftiah memberikan lima hal yang patut diindahkan:

1. Disabilitas bukan penyakit melainkan ketidakmampuan terhadap suatu hal. Misalnya, anak disebut tuna netra. Berarti, ia tidak mampu melakukan satu hal yakni melihat. Tetapi apakah kemudian ia tidak boleh bersekolah? Salah. Yang harus dilakukan orangtua: mengintervensi untuk meminimalkan hambatan. Anda bisa mengintervensi dengan menuntun anak ke ruang kelas. Itu bisa dilakukan oleh orang tua atau pihak sekolah

2. Pikirkan bagaimana anak Anda harus hidup dan tetap bisa berinteraksi di lingkungan sosial. Kenali hambatan yang dialami anak. Kalau tuna netra, maka ia mengalami hambatan visual. Si kecil kesulitan beradaptasi dan melakukan mobilitas. Pikirkan terapi yang tepat untuknya.

3. Tanamkan pada diri sendiri bahwa Anda tidak sendiri. Ada pihak sekolah yang bersedia membantu memfasilitasi anak mengatasi kelemahannya. Ada ahli terapi orientasi mobilitas, terapi okupasi agar si kecil tidak limbung serta bisa berdiri tegak, terapi ADL (Activity Day Learning atau aktivitas keseharian) dan masih banyak lagi.

4. Jadilah “penyelam”. Maksudnya selamilah perkembangan anak. Catat kemajuannya bahkan jika perlu setiap hari terkait apa yang bisa dilakukannya pada hari itu.

5. Ada dua hal terlarang yang pantang dilakukan para orang tua. Pertama, percaya bahwa anak Anda tidak bisa apa-apa. Kedua, menyerah. 

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Si Dia Punya WIL? Perhatikan Ciri-cirinya!
Kapan Sebaiknya Rutin Memeriksakan Kadar Gula Darah?
Pelihara Kesehatan Rambut dengan 3 Makanan Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dukung Orang Tua Membersamai Tumbuh Kembang Anak dengan Konsep Adventure Parenting

9 hari lalu

Salah satu kegiatan di program Taro Rangers Camp, 28-29 September 2024. Dok. Taro
Dukung Orang Tua Membersamai Tumbuh Kembang Anak dengan Konsep Adventure Parenting

Pendekatan adventure parenting bisa menjadi cara membantu orang tua membangun karakter dan budi pekerti anak. Berikut contohnya.


Mengenal Apa Itu Fatherless dan Dampaknya pada Anak

17 hari lalu

Ilustrasi fatherless. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Fatherless dan Dampaknya pada Anak

Apa itu fatherless? Istilah ini merujuk pada ketidakhadiran ayah dalam perkembangan anak. Berikut ini dampak buruknya.


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

25 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


8 Dampak Pola Asuh Strict Parents Pada Anak, Salah Satunya Risiko Depresi

50 hari lalu

Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
8 Dampak Pola Asuh Strict Parents Pada Anak, Salah Satunya Risiko Depresi

Berikut ini dampak strict parents pada perkembangan anak. Di antaranya bisa meningkatkan risiko depresi hingga tidak percaya diri.


10 Ciri-Ciri Orang Tua Strict Parents, Salah Satunya Banyak Menuntut

50 hari lalu

Ciri ciri strict parents. Foto: Canva
10 Ciri-Ciri Orang Tua Strict Parents, Salah Satunya Banyak Menuntut

Ketahui beberapa ciri-ciri strict parents. Di antaranya adalah memiliki banyak aturan hingga mengontrol penuh tindakan anak.


7 Tips Mengasuh Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja

5 Agustus 2024

Tips mengasuh anak. Foto: Canva
7 Tips Mengasuh Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja

Berikut ini beberapa tips mengasuh anak untuk orangtua yang bekerja. Pastikan membuat jadwal teratur dan memiliki waktu berkualitas dengan anak.


Kronologi Terungkapnya Penganiayaan Balita di Daycare Depok oleh Influencer Meita Irianty

1 Agustus 2024

Wensen School yang diduga daycare aniaya anak di Jalan Putri Tunggal No.42 RT. 09/03 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok tutup, Rabu, 31 Juli 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kronologi Terungkapnya Penganiayaan Balita di Daycare Depok oleh Influencer Meita Irianty

Kronologi terungkapnya penganiayaan di daycare oleh Meita Irianty yang juga dikenal sebagai influencer parenting di media sosial.


Profil Meita Irianty, Influencer Parenting Pemilik Wensen School Daycare Depok yang Tega Aniaya Balita

1 Agustus 2024

Wensen School yang diduga daycare aniaya anak di Jalan Putri Tunggal No.42 RT. 09/03 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok tutup, Rabu, 31 Juli 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Profil Meita Irianty, Influencer Parenting Pemilik Wensen School Daycare Depok yang Tega Aniaya Balita

Profil pemilik Wensen School Daycare, Meita Irianty atau akrab disapa Tata Irianty. Polisi telah menetapkannya sebagai tersangka penganiayaan balita.


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.