TEMPO.CO, Jakarta - Tidak terlalu jauh dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, sejatinya bisa menjadi alternatif tujuan wisata yang menarik. Ada wisata pantai, spiritual, budaya, sampai konservasi fauna langka. Kulinernya pun tak kalah beragam. Dari olahan ikan laut hingga hidangan para Sultan Banten pada masa kejayaan dulu.
Berlibur di Rumah, Asyiknya
- Rabeg
Yang satu ini biasanya hanya disajikan saat pesta pernikahan, akikah, dan sunatan. Konon dulu merupakan kesukaan para Sultan Banten. Kini, rabeg menjadi menu khas masyarakat, terutama Serang dan Cilegon. Bedanya, rabeg khas Serang memakai bumbu yang sudah dihaluskan, sedangkan rabeg khas Cilegon bumbunya dirajang.
Baca Juga:
Dilihat sekilas, mirip semur daging khas Betawi. Tapi kuah rabeg lebih kental. Bahan baku utamanya daging dan jeroan kambing. Disajikan dalam piring mungil, dengan bumbu rempah yang begitu terasa. Sayang, hanya ada beberapa rumah makan khusus rabeg di Serang. Jadi, Anda harus jeli.
Pondok Makan Endah Sari
Jalan Jenderal Sudirman No. 17, Panacangan, Serang
Buka pukul 06.00-23.00
Harga Rp 15 ribu per porsi
- Ageun Lada
Dalam Bahasa Indonesia, sajian yang satu ini berarti sayur pedas. Namun ternyata, setelah dicicipi rasanya tidak pedas meskipun kuahnya berwarna merah. Tidak ditemukan juga sayuran di dalam mangkuknya. Yang ada hanya jeroan daging sapi yang dibubuhi bumbu.
Sajian ini banyak ditemui di rumah makan khas Pandeglang. Konon, olahan yang satu ini memiliki khasiat meningkatkan vitalitas kaum pria. Harga per porsinya sekitar Rp 6.000.
Rumah Makan Emak Yayah
Jalan Raya Serang, Pandeglang
Dekat SPBU Cadasari
Buka pukul 06.00-21.00
Harga Rp 6.000 per porsi
- Otak-otak
Daerah Labuan memiliki kuliner yang khas, yakni otak-otak. Teksturnya lembut karena terbuat dari ikan tenggiri yang diaduk merata dengan tepung tapioca, santan, bawang putih, merica, gula pasir, dan garam. Dibungkus dengan daun pisang, kemudian dibakar di atas arang, menimbulkan aroma yang menggugah selera. Bisa dipadu bumbu kacang yang diberi perasan air jeruk limau. Pedas, tapi segar rasanya.
Rumah Makan Ibu Entin
Jalan Jenderal Sudirman
Depan Pegadaian Labuan Banten
- Sop Ikan
Spanduk berukuran cukup besar bertulisan Sop Ikan Rumah Makan Taman Taktakan beberapa kali sempat ditemui selama berplesir ke beberapa kabupaten di Provinsi Banten. Bagi penggemar makana laut, sop ikan ini kiranya payut dicoba. Yang unik, sajian ini dibuat jika ada yang memesannya saja. Jadi, benar-benar baru dimasak dan ikannya masih segar.
Dalam satu porsi terdapat delapan potong ikan kuwe dan bisa dinikmati untuk empat orang. Tambahan potongan cabai rawit, bawang Bombay, tomat hijau, dan daum kemangi member rasa segar dan pedas pada olahan ini. Jika ingin dibawa pulang, pengelola rumah makan juka menyediakan termos agar kehangatan sop ikan tetap terjaga.
Rumah Makan Taman Taktakan
Jalan Syeh Nawawi Al-Bantani
Depan KP3B Provinsi Banten
Buka pukul 09.00-22.00
Harga Rp 90 ribu per porsi
- Satai Lilit
Jika kita memesan satu porsi satai biasanya terdiri dari 10 tusuk. Namun satai lilit Emak Yayah ini berbeda. Satu porsinya hanya berisi satu tusuk satai saja. Maklum, potongan dagingnya cukup besar: kira-kira seukuran ibu jari orang dewasa. Sementara panjang tusuk satenya sekitar 30 sentimeter.
Satai lilit ini menggunakan daging kerbau sebagai bahan dasarnya. Teksturnya lembut dan empuk dikunyah. Menurut Emak Yayah, satai lilit ini biasanya disajikan saat Hari Raya Idul Fitri. Sebelum dibakar, daging kerbau tersebut direndam bumbu rempah selama empat hari.
Rumah Makan Emak Yayah
Jalan Raya Serang, Pandeglang
Dekat SPBU Cadasari
Buka pukul 06.00-21.00
Harga Rp 10 ribu per tusuk
TRAVELOUNGE
Berita lainnya:
Dhini Hidayati, Perempuan yang Malu dengan IPK Tinggi
Turunkan Bobot Setelah Melahirkan Lewat Olahraga Berikut Ini
Makan Bawang Merah Mentah Ternyata Baik Buat Kesehatan, Lho