TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga selalu dipercaya menjadi salah satu langkah pencegahan dari berbagai penyakit. Selain itu, olahraga bisa membuat tubuh lebih fit dan bugar.
Berlibur di Rumah, Asyik!
Namun, menurut dokter spesialis jantung yang juga Chairman of Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS), Yoga Yuniadi, olahraga bisa meningkatkan risiko kelainan irama jantung.
"Olahraga bisa meningkatkan risiko kelainan irama jantung jika Anda tidak paham kondisi tubuh ketika akan berolahraga," ujarnya dalam diskusi media bersama Bayer menjelang The 4th Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Rhythm Society 2016 di Jakarta pada Rabu, 5 Oktober 2016.
Karena itu, Yoga menyarankan masyarakat memeriksakan kesehatan jantungnya sebelum mulai berolahraga. "Lakukan pemeriksaan jantung, terutama untuk laki-laki di atas usia 45 tahun dan wanita di atas usia 55 tahun," ucapnya. "Yang paling penting, lakukan olahraga secara teratur dan terukur."
Berdasarkan data Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta, persentase kejadian kelainan irama jantung atau fibrilasi atrium pada pasien rawat selalu meningkat setiap tahun, yaitu 7,1 persen pada 2010, menjadi 9,0 persen pada 2011, dan menjadi 9,8 persen pada 2013.
Artikel lain:
9 Fakta Mengejutkan tentang Stretch Mark
Turunkan Bobot Setelah Melahirkan Lewat Olahraga Berikut
Makan Bawang Merah Mentah Ternyata Baik Buat Kesehatan, Lho