TEMPO.CO, Jakarta - Wanita perokok memiliki risiko lebih besar mengalami penyumbatan arteri pada kaki dibandingkan mereka yang tidak merokok. Dengan berhenti merokok dapat menurunkan peluang tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilaporkan dalam Annals of Internal Medicine, menemukan bahwa perokok perempuan memiliki risiko hingga 17 kali lebih besar dibandingkan non-perokok untuk mengembangkan penyakit arteri perifer (peripheral artery disease/PAD).
Faktanya, sekitar 8 juta orang Amerika memiliki PAD, yang biasanya muncul ketika aterosklerosis, pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, membatasi aliran darah ke kaki. Adapun gejala utama adalah rasa sakit atau kram kaki selama aktivitas normal, seperti berjalan, meskipun tidak semua orang dengan kondisi tersebut memiliki gejala.
Orang dengan PAD sering memiliki aterosklerosis yang meluas, termasuk penyakit jantung koroner, dimana arteri yang memasok jantung menjadi menyempit dan kaku. Bagi beberapa orang, sakit kaki adalah gejala pertama dari masalah aterosklerosis yang lebih luas itu.
Merokok memiliki hubungan kuat dengan penyakit jantung. Tapi banyak studi yang memfokuskan penelitian pada PAD. Kabar baik dari penelitian ini bahwa perempuan yang menghentikan kebiasaan merokok bisa menurunkan risiko PAD, meskipun tidak menghilangkannya sama sekali.
"Temuan kami yang paling penting, dalam pandangan saya, adalah bahwa berhenti merokok secara substansial mengurangi risiko ini," kata pemimpin peneliti Dr. David Conen, dari University Hospital Basel di Swiss seperti dilaporkan Reuters.
"Kami menemukan adanya penurunan bertahap risiko PAD dengan naiknya durasi pantang merokok. Ini menyoroti pentingnya berhenti merokok," kata Conen.
Bagi wanita yang saat ini masih merokok, menunjukkan kemungkinan jauh lebih tinggi: mereka yang merokok kurang dari 15 batang rokok sehari memiliki risiko sembilan kali lipat lebih tinggi mengalami PAD dibandingkan bukan perokok seumur hidupnya, sementara mereka yang menyalakan rokok lebih sering memiliki risiko 17 kali lebih tinggi.
Temuan itu berasal dari studi panjang pada perempuan AS yang berusia 45 atau lebih dan bebas dari penyakit jantung dan masalah kesehatan besar lainnya di awal penelitian.
Hampir 40.000 wanita diikuti selama 13 tahun, 178 akhirnya didiagnosis dengan PAD. Ketika tim Conen mencatat faktor risiko lain PAD, seperti usia yang lebih tua, obesitas dan diabetes, merokok itu sendiri masih sangat terkait dengan penyakit tersebut.
Selain sakit kaki selama latihan, tanda-tanda lain PAD termasuk luka kaki yang tidak kunjung sembuh, perasaan dingin atau mati rasa pada kaki atau kaki, dan rambut rontok atau pertumbuhan rambut di kaki melambat.
Dalam kasus di mana rasa sakit kaki yang melemahkan, dokter mungkin memberi resep obat yang meningkatkan aliran darah ke kaki. Beberapa orang akhirnya membutuhkan angioplasti atau operasi bypass untuk merawat penyumbatan arteri di kaki.
Baca juga:
Curhat Chrissy Teigen Lelah dengan Media Sosial
Kekuatan Spritual untuk Raih Sukses dan Kebahagiaan
Ingin Berwisata Ekstrem, Cobalah ke Antartika