TEMPO.CO, Tangerang - Jamie Foy, chef sekaligus manajer bagian pengembangan Grill Academy untuk wilayah Asia, asyik mengoleskan saus dan minyak di atas permukaan tiga potong daging ayam fillet yang tertata rapi di hadapannya. Tangan pria asal Inggris itu terampil menyiapkan olahan sembari mencawiskan alat panggang portable yang ia boyong dari Amerika.
Karma Orang Sibuk
“Kita akan memanggang tanpa melihat, tentu dibantu dengan alat ini (sambil menunjuk ke alat pemanggang di sampingnya)," ujar Jamie Foy kepada peserta Grilling Experience di Mal Alam Sutra, Tangerang, Rabu 28 September 2016. "Ini pengalaman baru dalam memanggang. Jadi, selagi menunggu dagingnya matang, kita bisa memasak yang lain."
Alat pemanggang bermerek Weber tersebut ternyata telah menjadi kawan karib Jamie Foy, yang memang ahli di bidang grilling. Sambil mengontrol suhu peranti memasak, penggemar klub sepakbola Liverpool ini berkisah tentang kepuasannya mengolah daging “ditemani” Weber.
Menurut Jamie Foy, kegiatan menjaga suhu dan memperhatikan kondisi daging yang dipanggang kini sudah tak relevan. "Alat pemanggang yang 'memaksa' Anda melakukan itu sangat membosankan dan Anda tak bisa melakukan apa-apa," katanya. Karena itu, Jamie Foy, menyukai cara memanggang yang lebih mutakhir, yakni tak perlu melihat apa yang terjadi di atas pemanggang.
Jamie Foy lantas mempraktekkannya. Sekali meletakkan daging di dalam alat pemanggang, dia kemudian mengatur suhu dan memastikan tombol temperaturnya berada di level medium. Setelah itu, Jamie Foy tak lagi mengutak-atik olahannya, kecuali saat membalik posisi daging. Seraya pemanggang bekerja, Jamie Foy sibuk menyiapkan bahan masakan lain.
Kini tangan Jamie Foy cekatan membuat olahan roti pisang. Semua bahan, seperti gula, baking soda, terigu, mentega, kismis, dan pisang, dimasukkan ke sebuah wadah. Cara memasaknya sama, yakni dipanggang.
Kendati menggunakan alat pemanggang yang sama, sistem pembakaran untuk daging dan kue berbeda. Sumber panas dari alat yang digunakan untuk memasak roti pisang itu berasal dari arang. “Bukan gas, seperti yang dipakai untuk memasak daging,” ujar Jamie Foy.
Meski berbeda komponen yang digunakan untuk menghasilkan api, budaya memanggangnya tetap sama: tanpa melihat. Seperti sebelumnya, seusai olahan roti pisang dimasukkan ke tungku, kemudian ketel ditutup, Jamie Foy mengimbau peserta tak mengintip masakannya hingga betul-betul matang. Perlu waktu 25 menit agar roti pisang masak. Sedangkan memanggang daging hanya butuh 15 menit.
Selagi menunggu matang, aroma harum olahan itu berangsur-angsur sampai ke hidung. Aromanya lain dari yang dihasilkan kala masakan dipanggang secara konvensional. Sebab, dengan cara ini, panas tersalur merata. Lagipula, asap yang keluar tak berlebihan dan tidak menyakiti mata karena sebagian sudah tertahan di dalam ketel.
Setelah waktu memanggang selesai, Jamie Foy membuka tutup alat tersebut. Daging yang tadi mentah tampak sudah berwarna coklat merata. Tidak ada bagian yang terlalu gosong atau setengah matang. Begitu juga dengan roti pisang yang tampak cokelat berkilau. “Rasanya juga lebih nikmat. Inilah kentungan budaya baru memanggang tanpa melihat. Karena kalau kamu melihat, kamu tidak memasak,” ujar Jamie Foy.
FRANCISCA
Berita lainnya:
Rumah Makan Tiongkok Orisinal di Bandung
5 Tipe Kecerdasan yang Memancarkan Pesonamu
10 Gejala Kanker yang Jarang Ditanggapi Serius