TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini, orang beranggapan bermain di alam bebas dapat menimbulkan risiko kesehatan pada anak-anak. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebuah penelitian dari Kanada menyatakan bermain di luar ruangan dapat mengembangkan hubungan sosial dengan teman sebaya dan meningkatkan kemampuan psikososial anak.
Baca: Keturunan Gemuk
Badan Statistik Nasional Kanada merekomendasikan anak berusia 3-4 tahun rutin melakukan aktivitas fisik di luar ruangan selama tiga jam setiap hari. Naik ke usia 5 tahun, aktivitas fisik anak disarankan paling sedikit satu jam per hari.
Penelitian yang dipimpin Mark Tremblay dari The Healthy Active Living and Obesity Research Group ini menunjukkan anak yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan cenderung tidak banyak memiliki masalah adaptasi dengan rekan-rekannya. Ia juga cenderung memiliki kesehatan psikososial yang lebih baik daripada rekan-rekannya yang selalu bermain di dalam ruangan.
Riset tersebut mendefinisikan kesehatan psikososial sebagai kondisi mental, emosional, sosial, dan spiritual. Orang yang memiliki kondisi psikososial yang baik akan mampu mengurus diri sendiri, optimistis, dapat bekerja dengan baik secara sendirian ataupun dengan orang lain, serta mengakui kesalahan. Mereka yang memiliki kestabilan psikososial juga mampu berempati serta dapat mengendalikan emosi, kecemasan, kebencian, dan ketegangan.
Menurut Tremblay, bermain di luar rumah dapat membantu anak mengembangkan keterampilan berinteraksi dan komunikasinya, terutama terhadap orang di sekitarnya, baik dewasa maupun teman sebaya. "Melakukan kegiatan fisik di alam bebas juga dapat meningkatkan ketahanan fisik," ujar Tremblay. "Jangan takut terkena bakteri."
Sesekali bermain kotor, seperti bermain di lumpur atau memanjat pohon, justru memicu masuknya bakteri yang mampu menstabilkan mikroba pada usus anak. Laporan Parent Herald menyebutkan bakteri yang baik dari alam dapat melatih tubuh anak untuk melawan penyakit.
Ketimbang selalu waswas dengan kegiatan anak di luar ruangan atau alam bebas, orang tua disarankan turut serta dalam kegiatan anak tersebut. Di samping itu, orang tua semestinya menjadi pendorong agar anak selalu aktif, misalnya dengan mengajak anak berlatih joging bersama, naik gunung, atau menangkap ikan. Kegiatan ini sekaligus menambah ikatan antara orang tua dan anak.
PARENTHERALD | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Kesalahan Saat Mencuci Pakaian Berwarna Gelap
Anak Belum Lancar Membaca, Tambahkan Asupan Omega-3 dan 6
Uji Pengetahuanmu tentang Buah dan Sayur, Temukan Fakta Unik