TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi menyatakan penggunaan minyak sawit dalam batas tertentu sangat bermanfaat bagi tubuh. Di antaranya membantu mencukupi kebutuhan vitamin A dan E serta memenuhi kebutuhan lemak.
Trik Dewy Look
"Minyak sawit kita butuhkan, hanya jumlahnya tentu harus dibatasi. Jadi, harus bijaksana dalam mengkonsumsi," kata ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Inge Permadi, melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, 25 September 2016.
Menurut Inge Permadi, penggunaan minyak apa pun jenisnya, tidak harus minyak sawit, jika berlebihan tentu berbahaya bagi tubuh, karena akan meningkatkan kadar lemak dalam darah (HDL) sehingga bisa memicu meningkatnya kolesterol. Batasan penggunaan minyak dalam sehari, ia melanjutkan, maksimal 7 persen dari total kebutuhan kalori atau sekitar 1,5 sendok makan.
Inge mengakui dalam beberapa hal minyak sawit jauh lebih baik dibanding jenis minyak lainnya. Misalnya dalam hal kandungan vitamin E, minyak sawit mengandung 1.172 ppm, sedangkan minyak kedelai hanya 958 ppm, minyak jagung 782 ppm, dan minyak zaitun 51 ppm. Selain itu, minyak sawit menjadi jenis minyak paling tahan terhadap pemanasan sehingga dalam satu kali proses pemanasan hanya akan menimbulkan perubahan 14,2 persen, sedangkan minyak jagung lebih dari 20 persen.
Dia mengungkapkan, dalam sejumlah riset, minyak sawit terbukti memiliki manfaat mencegah penuaan dini dan mampu menghambat penyakit degeneratif. Juga terbukti konsumsi asam palmitat tidak mengakibatkan hiperkolesterolemia jika dikonsumsi bersama asam linoleat dengan kandungan kurang dari 4,5 persen dari total energi. "Manfaat lain yang sudah diketahui masyarakat adalah diet minyak sawit dapat menurunkan serum TC, LDL-C, dan TC/HDL-C," kata dia di sela Kapita Selekta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bogor 2016 bertema "current approach in the diagnosis and management of medical problema in daily practice".
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Rusman Heriawan mengatakan selama ini banyak mitos yang dilekatkan pada minyak sawit yang memberikan gambaran buruk pengaruh minyak sawit bagi kesehatan. Minyak sawit sering dipersepsikan lebih buruk daripada minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai, minyak jagung, atau minyak biji bunga matahari.
Padahal, dari berbagai penelitian, mitos yang selama ini berkembang ternyata tidak sesuai dengan fakta. Minyak sawit ternyata lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak kedelai, minyak bunga matahari, atau minyak canola.
Berita lainnya:
Makanan Pemulih Stamina Pasca-keguguran
5 Cara agar Bulu Mata Sehat dan Menghalau Kerut
Uji Pengetahuanmu tentang Buah dan Sayur, Temukan Fakta Unik