TEMPO.CO, Jakarta - Perasaan duka bisa menimpa siapa saja, apakah karena kehilangan orang yang dicintai atau mengalami peristiwa tragis. Rasa berduka adalah bagian dari pengalaman hidup yang berat.
Jodoh Alamiah
Betapapun kesedihan yang selalu menghantui tersebut, berduka adalah perasaan yang unik dan sebuah proses yang sukar dipahami. Sebab itu, penting untuk membekali diri dengan sebanyak mungkin informasi untuk membantu diri sendiri atau orang lain dalam melewati masa-masa sulit tersebut.
Berikut ini beberapa penyebab emosi kompleks yang dialami oleh orang yang tengah berduka dan berharap dipahami oleh orang lain:
- Duka itu sekumpulan emosi
Menurut Katherine Shear, ahli ilmu kejiwaan dari Universitas Columbia di Amerika Serikat, kebanyakan orang yang berduka bukan saja merasakan kesedihan tapi juga kegelisahan, rasa bersalah, marah, dan malu.
Apakah rasa berduka juga bisa menghasilkan perasaan positif? Mungkin saja, bila ia kehilangan orang yang sakit parah atau membebani, dan membuat perasaan berduka menjadi lebih kompleks. Secara umum, emosi yang beragam dan kompleks, perubahan tingkah laku dan kognitif juga terjadi setelah rasa kehilangan tersebut.
- Rasa berduka berbeda-beda
Perasaan berduka adalah pengalaman pribadi setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman bila dikelilingi oleh teman-teman dan keluarga di masa-masa sedih atau kehilangan, ada pula yang memilih menyendiri. Cara terbaik tentu saja yang dirasakan pas sesuai pribadi masing-masing.
Kita harus memahami kepribadian orang tersebut, jangan membuat perasaannya menjadi lebih buruk. Namun apabila orang tersebut lebih memilih menenggak minuman keras atau narkoba sebagai pelarian, maka sudah waktunya kita ikut campur.
- Duka yang rumit
Bila rasa berduka berlangsung lama dan menyakitkan, maka kondisi itu disebut kesedihan yang rumit. Kebanyakan perasaan berduka akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu pertolongan terapis atau konsultan profesional. Tapi, rasa berduka yang rumit melibatkan banyak perasaan sedih yang biasanya lama, menyiksa, dan semakin buruk seiring perjalanan waktu, begitu menurut Mayo Clinic di Amerika Serikat.
Gejala yang terlihat biasanya kegelisahan dan ratapan, juga kesedihan luar biasa akibat kehilangan orang yang dicintai, obsesi pada peristiwa tragis, perasaan getir, kurangnya kepercayaan pada orang lain, dan ketidakmampuan menikmati hidup. Orang seperti ini biasanya membutuhkan bantuan psikolog, apalagi bila ia sudah cenderung untuk menyakiti diri sendiri atau berkeinginan mengakhiri hidup.
- Jadikan pelajaran
Rasa berduka tak selalu berdampak negatif, kadang baik juga dijadikan pelajaran. Setelah periode berduka selesai, emosi tak langsung hilang, apalagi selamanya. Kadang-kadang, sebuah kejadian atau gambar bisa memicu ingatan kepada orang-orang tercinta yang telah pergi, memunculkan rasa sedih, rindu, dan kehilangan.
Kita sulit untuk memprediksi bagaimana rasa kehilangan akan mempengaruhi seseorang. Yang lebih penting adalah cobalah hargai rasa berduka itu, baik yang dialami diri sendiri ataupun orang lain.
HUFFINGTONPOST | PIPIT
Berita lainnya:
Kenikmatan yang Anda Rasakan di Usia Senja
Gila Kerja Boleh Saja asalkan Tetap Bahagia, Caranya...
Kadar Cahaya Pengaruhi Ketertarikan Terhadap Seseorang