TEMPO.CO, Jakarta - Dalam seribu hari pertama, konsumsi protein sangat penting bagi bayi. Sebab, asupan protein yang cukup dan berkualitas akan menentukan kesehatan anak dalam jangka panjang.
Hal ini diungkapkan pakar gastroenterologi dan nutrisi, Prof Yvan Vandenplas. Menurut dia, protein bisa mempengaruhi pertumbuhan, sistem imun, perkembangan kognitif, dan metabolisme anak. Namun ia mengingatkan agar para orang tua tidak memberikan asupan protein berlebihan kepada anak.
"Asupan protein yang berlebihan pada seribu hari pertama berisiko mempengaruhi kemampuan intelektual anak, meningkatkan risiko diabetes anak, dan risiko gangguan fungsi ginjal dalam jangka panjang. Jadi kini istilah lebih banyak lebih baik tidak lagi berlaku. Justru terlalu banyak asupan protein sama buruknya dengan kekurangan protein," kata Yvan dalam diskusi “Nutrition for Long Term Health: The Role of Protein”, Rabu, 21 September 2016, di Jakarta.
Yvan menyarankan para orang tua untuk memberikan air susu ibu (ASI) untuk bayi dan menghindari susu formula yang mengandung protein tinggi yang tidak sesuai untuk bayi.
"ASI tetap yang terbaik karena kandungan nutrisinya. Selain ASI, pilihan kedua terbaik adalah mengkonsumsi protein yang terhidrolisis parsial (partially hydrolyzed). Sebab, kandungan protein yang telah terhidrolisis berubah menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna bayi," ujarnya.
Karena lebih mudah dicerna, protein yang terhidrolisis parsial bisa mencegah sembelit pada bayi. Tidak hanya itu, konsumsi protein terhidrolisis parsial juga bisa mengurangi risiko dermatitis atopik. Konsumsi protein ini pun sangat dianjurkan bagi bayi yang memiliki riwayat alergi dalam keluarganya.
Berita lainnya:
Waspadai Jika Si Kecil Alergi Susu Sapi
Menghalau Datangnya Alergi
Apa Saja Penyebab Munculnya Fobia pada Anak