TEMPO.CO, Jakarta - Menurut sebuah penelitian yang difokuskan pada perilaku bayi di Yale University's Infant Cognition Center, Amerika, pada usia 6 bulan, seorang bayi sebenarnya secara alami sudah mulai membuat penilaian sosial.
Pada masa-masa itu, sebagian besar anak mulai belajar duduk, ada juga yang coba-coba merangkak, berjalan, bahkan berbicara. Orang tua tidak mungkin mengajarkan secara verbal siapa orang yang baik atau yang berpotensi jadi ancaman kepada seorang bayi.
Namun, penelitian membuktikan bahwa bayi sudah mulai bisa menilai orang-orang yang ada di sekitarnya. Yang menarik, ia juga bisa memutuskan apakah seseorang itu teman atau lawan.
"Pada usia 6 bulan, bayi belajar cukup banyak dan menyerap berbagai hal," kata Kiley Hamlin, pemimpin penelitian. Kemampuan tersebut sudah ada sejak bayi lahir. Inilah yang disebut kemampuan pralinguistik.
Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature edisi 22 November 2007 terungkap, bayi memiliki kemampuan melakukan evaluasi sosial dalam beberapa bulan pertama hidupnya. Ini mungkin menjadi dasar moral, pola pikir, dan tingkah lakunya di kemudian hari.
"Tidak berarti bayi sudah punya moralitas. Namun, ini tampaknya jadi bagian penting dari perasaan positif tentang sesuatu yang baik dan yang buruk," Hamlin melanjutkan.
Hamlin dan beberapa koleganya di Yale University menguji reaksi 28 bayi berusia 6 dan 10 bulan dalam menilai perilaku orang lain. Mereka menggunakan boneka kayu dengan berbagai karakter sebagai alat uji.
Karakter pertama adalah seorang pendaki bukit. Sementara itu, karakter kedua merupakan karakter antagonis yang mendorong si pendaki jatuh ke dasar bukit. Yang berikutnya adalah karakter lain yang bersifat penolong dan mendukung temannya yang sedang naik ke bukit. Masing-masing karakter memiliki warna yang berbeda.
Setelah melihat pertunjukan boneka ini beberapa kali, masing-masing bayi diberi kesempatan memilih boneka yang mereka sukai. Hasilnya, 12 bayi yang berusia 6 bulan dan 14 dari 16 bayi berusia 10 bulan memilih karakter penolong dan bukan karakter antagonis yang antisosial. Saat diminta memilih karakter yang netral atau yang penolong, para bayi lebih banyak memilih karakter penolong.
"Penemuan kami mengindikasikan bahwa manusia cenderung melakukan evaluasi sosial pada usia perkembangan yang sangat dini dibanding yang diduga sebelumnya," tutur Hamlin. Artinya, dalam usia yang sangat muda, bayi sudah memiliki inteligensia sosial. Tak mengherankan kalau ia mampu menemukan banyak hal tanpa bantuan orang lain.
Profesor Oliver Braddick dari University of Oxford, Inggris, sepakat dengan hasil penelitian yang dilakukan Hamlin dan kawan-kawan. "Ini menunjukkan pentingnya mengajarkan dasar interaksi sosial sedini mungkin," ucapnya.
Hanya, penelitian di Yale University, menurut Braddick, tidak cukup jelas menggambarkan kehidupan sosial yang sebenarnya. Sebab, "Anak-anak hanya mengenali karakter dari apa yang mereka tonton."
Berita lainnya:
Mengayun Bayi, Hati-hati Gejala Shaken Baby Syndrome
Dampak Menyusui pada Perilaku Anak
Perawatan Metode Kanguru Bikin Bayi Cerdas