TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang berkata pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang sesuai dengan passion kita. Namun, terkadang itu saja tidak cukup untuk membuat seseorang selalu termotivasi. Tidak sedikit orang yang bekerja lantas mengalami demotivasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi demotivasi dalam bekerja. Namun, sebagian besar orang mengaku kehilangan semangat karena memiliki atasan yang terlalu menekan, tidak pengertian, dan tidak mampu menopang potensi yang dimiliki bawahannya.
Beruntung sekali jika atasan tersebut mau berubah menjadi lebih baik pada anak buahnya. Namun, bagaimana jika tidak? Satu-satunya jalan keluar adalah ‘menolong diri sendiri’ dengan menumbuhkan kembali motivasi diri yang telah tumbang.
Hentikan kebiasaan membanding-bandingkan diri sendiri dengan rekan sejawat
Langkah awal yang bisa dimulai untuk menumbuhkan motivasi adalah berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap kali mengalami kegagalan atau kekecewaan, jangan langsung berkecil hati melihat kesuksesan orang lain.
Lebih baik Anda menyimpan energi untuk membangun kepercayaan diri dan melakukan perbaikan. Sebab, jika Anda menyalahkan diri sendiri—apalagi orang lain—atas kegagalan yang terjadi, hal itu hanya akan semakin mengeroposi motivasi Anda.
“Sebaliknya, berubahlah menjadi seseorang yang bermental ‘haus kesuksesan’,” ujar profesor psikologi di Virginia Tech, Scott Geller, dikutip dari Reuters.
Menulis buku harian
Teresa Amabile, profesor dari Harvard Business School, menambahkan tip untuk tetap termotivasi adalah menulis buku harian. Dengan mencatat rekam jejak perkembangan Anda selama bekerja, Anda akan merasa termotivasi untuk melakukan lebih baik pada hari esok.
“Anda akan terinspirasi untuk melakukan perkembangan dan kemajuan setiap harinya. Anda akan termotivasi untuk mempertahankan perkembangan yang telah tercapai, dan bahkan mencapai yang lebih baik pada hari berikutnya,” jelasnya.
Jangan anti terhadap kritik
Tentunya, tidak ada orang yang menyukai teguran saat mereka melakukan sebuah kesalahan. Namun, tetap dengarkanlah komentar orang lain sebagai salah satu bentuk masukan.
Anggaplah sebuah kritik sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan. Jika Anda menerima kritik dengan pikiran jernih, Anda pasti bisa memahaminya sebagai saran berharga untuk mengembangkan diri.
Bergaul bersama orang-orang berkualitas
Tip lain untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan membiasakan diri bergaul bersama orang-orang yang berkualitas. Pergaulan dengan orang-orang pintar memang bisa menimbulkan rasa minder atau terintimidasi.
Bagaimanapun, anggaplah itu sebagai sebuah tantangan agar Anda bekerja lebih keras dan belajar lebih serius. Pergaulan dengan orang yang lebih superior dalam segala hal dibanding Anda akan memotivasi Anda untuk belajar lebih banyak dan bekerja lebih baik.
Biasakan diri belajar dan bekerja keras
Jadikan keinginan untuk belajar dan bekerja keras sebagai sebuah kebiasaan. Latih diri untuk terbiasa menyelesaikan tugas dengan akurat dan tepat waktu. Namun, bukan berarti Anda harus memaksakan diri untuk bekerja lebih keras tanpa mengenal waktu.
Sebab, pada kenyataannya, orang yang bekerja terlalu keras dan selalu tenggelam dalam kesibukan pekerjaan yang menyita waktu justru adalah orang yang tidak efektif, kontraproduktif, dan mudah terdemotivasi.
Sebaliknya, seimbangkan antara waktu istirahat dan deadline yang menumpuk. Anda harus tahu kapan ‘cukup adalah cukup’ dan kapan Anda harus berhenti untuk relaksasi atau menjauhi urusan pekerjaan.
“Tentukan batas waktu untuk berhenti bekerja yang realistis bagi diri Anda sendiri. Berhenti membalas e-mail setelah pukul 20.00 WIB, jangan menggunakan akhir pekan untuk melanjutkan pekerjaan. Dengan demikian, Anda akan merasa lebih segar dan lebih produktif pada hari kerja.”
Berita lainnya:
Hindari Mengeringkan Pakaian Berikut dengan Mesin
6 Penyebab Rasa Gatal Pada Area Bokong
Long Weekend, Ini Tip Tetap Fit saat Liburan