Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berhentilah Merokok, Niscaya Temanmu Semakin Banyak

image-gnews
Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images
Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kampanye dunia memerangi rokok, Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah kendala untuk mengakhiri kebiasaan buruk tersebut di tengah masyarakat. Salah satunya karena negara ini merupakan salah satu produsen tembakau terbesar.

Kelekatan masyarakat Indonesia dengan rokok selama berabad-abad turut mencetak stigma, bahwa menghisap benda bernikotin tersebut adalah hal yang lumrah. Bahkan, banyak pula yang menganggapnya sebagai kebutuhan untuk keluwesan pergaulan.

Pandangan tersebut kerap membuat para perokok merasa takut kehilangan teman-teman sepermainannya jika mereka berhenti merokok. Mereka merasa kikuk jika harus berhenti merokok di tengah lingkungan pergaulan yang didominasi perokok.

Namun, apakah benar merokok memiliki dampak sosial bagi seseorang? Apakah memang orang yang berhenti merokok memiliki kesempatan yang lebih sempit untuk memperoleh lebih banyak teman?

Megan E. Piper dari Pusat Penelitian dan Intervensi Tembakau di University of Wisconsin-Madison membenarkan, banyak perokok yang khawatir akan tersisihkan dari pergaulannya jika mereka berhenti merokok. Permikiran tersebut sebenarnya menjadi tembok penghalang bagi orang-orang yang ingin menghentikan kebiasaan buruknya. Sebab, pemahaman mereka tentang pergaulan terpaku pada lingkungan yang memang sudah akrab dengan asap rokok.

Padahal, pecandu rokok yang membuat keputusan besar untuk berhenti sebenarnya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak teman, khususnya dari kalangan nonperokok. “Takut kehilangan teman atau takut disisihkan dari pergaulan adalah keluhan umum yang saya dengar dari para perokok. Mereka merasa seolah-olah teman-temannya tidak mau lagi bergaul dengannya jika tidak merokok,” kata Megan, dikutip dari Reuters

Dari latar belakang tersebut, dia dan timnya meneliti pola pergaulan sekelompok orang yang menghentikan kebiasaan merokok. Ternyata, orang yang sudah berhenti merokok cenderung memiliki lebih banyak teman baru dan lebih sedikit teman perokok. Menurut dia, hal itu dipicu oleh pergeseran cara pandang masyarakat global tentang rokok. Seiring dengan semakin gencarnya perang terhadap rokok di seluruh dunia, lintingan tembakau semakin memiliki konotasi negatif dan semakin dihindari.

Semakin banyak masyarakat, termasuk di Indonesia, yang menilai rokok bukan sebagai hal ‘keren’ yang dibutuhkan dalam pergaulan. Saat ini, masyarakat sudah tidak segan lagi menghardik orang yang merokok di tempat umum dan mengganggu kenyamanan publik. “Jadi, jika Anda mencari pertemanan, Anda berpeluang mendapatkan lebih banyak kawan jika bergaul dengan kalangan nonperokok. Sebab, saat ini jumlah mereka lebih besar ketimbang komunitas perokok,” kata Megan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang yang mempertahankan kebiasaan merokok justru cenderung semakin ‘disisihkan’ dari kehidupan sosial secara umum, dibandingkan mereka yang memutuskan untuk berhenti. Untuk membuktikannya, Megan meneliti 691 perokok yang sedang dalam uji coba berhenti merokok. Mereka diteliti berdasarkan berapa jumlah temannya, teman barunya, seperti apa kebiasaan merokoknya, dan siapa kawan merokoknya.

Setelah tiga tahun, para responden diuji secara kimiawi untuk memastikan apakah mereka benar-benar sukses berhenti merokok atau tidak. Hasil dari tes tersebut akan dicocokkan dengan perkembangan kehidupan sosial mereka selama periode tersebut. Para responden diminta untuk mengisi daftar 14 orang terpenting dalam kehidupan sosial mereka, ditambah dengan 9 orang terpenting lainnya. Hasilnya didapati bahwa responden yang sukses berhenti merokok mengalami pergeseran pola interaksi sosial.

Mereka cenderung lebih jarang berinteraksi dengan perokok aktif. Sebaliknya, kehidupan sosial mereka menjadi lebih aktif dan meluas sejak berhenti merokok. Hasil dari penelitian itu tercatat dalam laporan Nicotine and Tobacco Research. “Ternyata, sebenarnya banyak orang yang kurang aktif secara sosial, sebab mereka khawatir akan ditolak karena mereka perokok. Namun, setelah berhenti merokok, mereka cenderung lebih atraktif dan memperoleh banyak teman dan lebih banyak jejaring,” ungkap Megan.

Pada sebagian masyarakat, merokok memang dijadikan landasan dalam membangun sebuah pertemanan atau pergaulan. Namun, penelitian tersebut membuktikan bahwa di luar pergaulan itu sebenarnya ada lingkungan lain yang jauh lebih luas untuk dikenali.

Jadi, tidak ada lagi alasan takut tersisih dan kehilangan teman jika tidak merokok. Mungkin, Anda akan kehilangan sebagian teman lama dari lingkungan perokok, tapi bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan pertemanan baru yang lebih banyak dan berkualitas, bukan?   

BISNIS

Berita lainnya:
Urusan Sepele yang Bikin Orang Batal Merokok
Mengintip Kecanduan Seseorang Berdasarkan Zodiak
Bergaul dengan Teman Ramping, Bisa Bikin Kamu Langsing

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

10 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.