TEMPO.CO, Jakarta - Sudah hampir sepuluh tahun vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dapat mencegah berbagai jenis kanker pada anak-anak. Namun fakta ini tidak menyurutkan banyak orang tua yang menolak pemberian vaksin HPV kepada anak mereka.
Vaksin Human Papilloma Virus atau dikenal dengan vaksin HPV dapat membantu mencegah penyakit kanker, seperti kanker rahim, lidah, dan tenggorokan pada anak-anak. Meskipun paramedis telah mengkampanyekan vaksin ini, orang tua masih banyak yang mengabaikan vaksinasi ini untuk anak-anak mereka.
Bahkan hasil survei terbaru dari Pediatrics Journal menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menolak vaksinasi semakin meningkat. Hal ini sebenarnya karena tersebar kesalahpahaman bahwa imunisasi HPV dapat memicu kanker di Amerika Serikat. Laporan didapat dari Center for Disease Control and Prevention (CDC).
Menurut CDC, anak-anak usia 11-12 tahun sangat disarankan menjalani vaksin HPV, terlepas dari anjuran CDC ini. Faktanya, hanya 28 persen anak laki-laki berusia 13-17 yang telah mendapatkan imunisasi penuh. Sedangkan 50 persen pernah menerima vaksin satu kali, yang seharusnya menerima tiga dosis vaksin.
Berdasarkan CDC, Human Papilloma Virus adalah virus yang paling cepat menular melalui hubungan seksual di Amerika Serikat. Masalah ini dapat diberantas hanya dengan mendapatkan vaksin pada usia dini. Ian Frazer, kepala eksekutif dari Translational Research Institute, mengatakan bahwa hanya pada orang yang mendapatkan imunisasi penuh virus ini akan hilang.
Di Rhode Island, anak-anak di kelas VII wajib mendapat vaksin HPV. Hal ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi risiko anak-anak menderita penyakit yang disebabkan oleh virus.
PARENT HERALD | DINA ANDRIANI
Baca juga:
Penghibur bagi Perempuan Orang Tua Tunggal Agar Bahagia
Ibu Hamil, Waspada 7 Gangguan pada Kandunganmu
Bahaya Mengejek Anak Perempuan dengan Sebutan Gemuk