TEMPO.CO, Jakarta - Anda yang belum tahu pasti mengira sepatu Andre Valentino adalah sepatu impor dari Italia. Padahal, sepatu ini buatan sebuah pabrik di Tangerang. Merek Andre Valentino pun bukan merek lisensi, melainkan merek lokal asli dari Indonesia.
Adalah Aulia Singgih yang merintis usaha sepatu Andre Valentino sejak 1993. Melalui PT Saga Machie, wanita yang pernah belajar mendesain dan membuat sepatu di Italia itu membesarkan bisnisnya, yang kini juga menaungi sejumlah merek, seperti Andre Comfort, Studio Nine, dan Elle.
Setelah bisnisnya berjalan selama sekitar 20 tahun, Aulia mempercayakan anaknya, Jessica Lays, untuk terjun membantu mengurus bisnis. Sejak tiga tahun lalu, Jessica sudah dilibatkan dalam operasional perusahaan sebagai general manager, menggantikan peran pamannya, Marga Singgih. “Saya sebagai generasi kedua dipercaya melakukan penyegaran di perusahaan ini,” ujar Jessica.
Di bawah kepemimpinannya sebagai general manager, Saga Machie diklaimnya telah menunjukkan beberapa perubahan dan penyegaran. Mulai dari aspek manajemen, proses produksi, hingga fondasi strategi digital dan promosi. “Sebelum saya bergabung, kami tidak punya tim kreatif dan cara berbisnisnya pun masih old school,” kata Jessica.
Melihat kondisi tersebut, Jessica mulai membenahi strategi komunikasi perusahaan dengan membentuk tim kreatif tersendiri yang terdiri dari fotografer, videografer, desainer kreatif, dan anggota proyek tim lainnya. Melalui tim kreatif itulah, kampanye bisnis mulai digaungkan melalui konten yang menarik di media sosial. “Kami buat website Andre Valentino terlihat lebih muda,” ungkapnya.
Wanita kelahiran tahun 1988 ini juga cukup jeli melihat tren perkembangan masyarakat yang makin gemar berbelanja online. Karena itu, tak hanya menjual sepatunya di gerai offline, saat ini produk sepatu Saga Machie juga dijual online. “Dari kanal online tersebut penjualannya naik 5 persen,” ujar lulusan University of California, Berkeley ini.
Dalam mengelola perusahaan, Jessica mengaku dimentori oleh orang tua dan pamannya. Terlebih soal membangun hubungan dengan orang lain. Maklum, Jessica lama tinggal di luar negeri, sehingga memiliki pembawaan American style, yang cenderung bicara blak-blakan dan lugas. Jessica mengaku mulanya sempat kaget dan frustrasi dengan cara kerja di Machie yang ia rasa cukup lambat.
“Tapi lama-kelamaan saya bisa paham bahwa semua itu bisa diubah dengan membangun sistem kerja yang bagus,” ucapnya. “Memperlakukan orang dengan respek apa pun posisi mereka. Itu kunci perubahan kami."
Berita lainnya:
Alami Gangguan Kesuburan, Bisa Jadi Kelebihan Hormon Lelaki
Lawan Obesitas dengan Berjalan 10 Ribu Langkah per Hari
Manis-Gurih, Model dan Tekwan Khas Palembang