TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda juga termasuk tipe orang tua helicopter parents alias selalu ikut campur dan melindungi anak. Gaya pengasuhan orang tua yang selalu menjadi penyelamat anak ini kerap dikatakan sebagai overparenting atau pengasuhan berlebihan.
Para ahli sepakat bahwa gaya pengasuhan helikopter memberikan dampak negatif kepada anak, di antaranya penurunan rasa percaya diri, tidak berkembangnya kemampuan mengatasi masalah, meningkatnya kecemasan terutama setiap kali anak tidak bersama orang tua, kurangnya kepekaan mengetahui hak dan kewajiban, serta kurangnya kemampuan dasar dalam hidup.
Dalam lingkungan sosial, anak-anak yang orang tuanya menerapkan pengasuhan helikopter berpotensi menjadi korban perundungan. Mereka dianggap lemah dan tidak berdaya, kecuali berada di sebelah orang tua.
Deborah Gilboa, MD, pendiri laman AskDoctorG.com, menyarankan agar orang tua membiarkan anak-anak berjuang sendiri. Tidak apa-apa jika mereka kecewa atau gagal. Ini juga berarti membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri jika mereka mampu secara fisik dan mental.
Berikan bantuan hanya pada hal-hal yang tidak bisa diselesaikan anak. Merapikan kamar anak usia 3 tahun, misalnya, tidak bisa dikatakan terlalu campur tangan. Namun tak perlu membantu merapikan kamar jika usia anak sudah 13 tahun. “Selalu ingat untuk mencari kesempatan mundur satu langkah dari menyelesaikan masalah anak. Itu akan membantu Anda membangun kepercayaan diri anak seperti yang diinginkan,” kata Gilboa.
Berita lainnya:
Anak Menangis Sembunyi-sembunyi, Kenali Apa Penyebabnya
Ayah-Bunda, Jangan Paksakan Cita-cita kepada Anak
Ups, Kepergok Anak Saat Bercinta? Lalu?