Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Yassin Yanuar mengatakan efek radiasi ponsel pada sperma memang telah menjadi perhatian pada 5-10 tahun belakangan ini. Di luar negeri, banyak penelitian serupa dengan hasil yang sama bahwa radiasi merusak sperma. Terlebih, kata Yassin, ponsel pintar sekarang bisa melakukan banyak hal. Sementara dulu hanya untuk menelepon dan berkirim pesan pendek, sekarang ponsel bisa dipakai untuk mengunduh data, gambar, video, dan lain-lain. Aplikasinya pun terus aktif. Bisa jadi, hal itu berpengaruh terhadap radiasi yang dikeluarkan. “Tapi harus diteliti dulu,” katanya.
Ia mengatakan kesuburan pria menyumbang 35 persen kegagalan untuk memiliki anak. Sebanyak 35 persen lainnya disebabkan oleh faktor perempuan, 15 persen oleh kedua-duanya, dan 15 persen sisanya belum bisa dijelaskan penyebabnya.
Karena laki-laki juga memiliki andil besar, jika ingin punya anak, lebih baik meminimalkan faktor risiko yang bisa menyebabkan berkurangnya kesuburan. Salah satunya dengan menghindari mengantongi ponsel di saku celana. “Apalagi sekarang trennya punya dua ponsel, dua-duanya ditaruh di kantong bagian depan celana. Testis yang ada di tengah-tengahnya kena paparan dari kanan-kiri,” ujarnya.
Dokter spesialis andrologi, Johannes Soedjono, mengatakan radiasi yang merusak sperma juga bisa disebabkan oleh alat lainnya. Misalnya microwave atau laptop yang tersambung dengan sinyal wifi. Penelitian pengaruh radiasi laptop yang tersambung dengan wifi ini pernah dilakukan pada 2011 di Cordoba, Spanyol. Sperma yang sehat dibagi dua, masing-masing ditaruh di cawan petri. Yang pertama diberi paparan sinyal wifi, yang kedua tidak. Hasilnya, sperma yang terkena paparan lebih loyo ketimbang yang tidak.
Namun, kata dia, belum ada yang melakukan penelitian langsung pada manusia sehingga belum jelas sumbangan pengaruhnya. Sebab, banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan sperma tidak subur, seperti gaya hidup merokok dan minum alkohol, sering bersepeda sehingga testis tertekan oleh sadel, menggunakan celana ketat atau mandi sauna sehingga menyebabkan kulit testis panas, atau karena penyakit varigokel, yakni varises di pembuluh darah testis. “Faktornya tidak cuma satu, tapi banyak,” ujarnya.
Karena itu, sama seperti Yassin, Johannes pun menyarankan, agar sperma tetap subur, kaum pria lebih baik menghindari faktor yang menimbulkan risiko tersebut, termasuk tak terlalu sering mengantongi ponsel di saku celana. “Apa pun risikonya, kita singkirkan semua,” kata dia.
NUR ALFIYAH | AHMAD RAFIQ (SOLO)
Berita lainnya:
Tanda-tanda Persahabatan Telah Usai, Apa Saja Itu
Skyloft, Tempat Nikmati Macet Jakarta dari 'Langit'
Kiat Aman Berkendara Sepeda Motor di Musim Hujan