Ponsel merupakan perangkat pengirim dan penerima gelombang radio. Organisasi ilmiah independen International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP) merancang pedoman agar gelombang radio ini tak membahayakan keselamatan pengguna dari semua usia maupun status kesehatan. Pedoman ini menggunakan unit pengukuran yang dikenal dengan specific absorption rate (SAR) dengan satuan watt per kilogram. Semakin tinggi angka SAR, radiasinya juga semakin besar. Untuk ponsel, batas maksimalnya adalah 2 watt per kilogram. Namun, di pasaran, Isna masih bisa menemukan ponsel dengan tingkat SAR di atas 5 watt per kilogram.
Sebenarnya, tingkat radiasi itu biasanya sudah tertera dalam keterangan spesifikasi di buku kecil tentang keselamatan yang ada di dalam kotak kemasan ponsel. Namun banyak yang mengabaikannya. Ketika membeli ponsel, konsumen lebih tertarik memilih spesifikasi fitur yang diinginkan ketimbang membaca keterangan tentang keselamatan penggunaannya.
Untuk penelitian ini, Isna menggunakan ponsel dengan tingkat radiasi 2 watt per kilogram dan 5,7 watt per kilogram. Di dalam laboratorium, Isna memberikan pajanan radiasi ponsel di atas sampel sperma tadi. Radiasi diberikan selama 1-2 jam dalam jarak satu sentimeter. Sebagai pembanding, ia juga meneliti sperma yang tidak diberi pajanan radiasi. Hasilnya, kualitas dan kesuburan sperma yang diberi radiasi ponsel menurun. Semakin besar radiasi dan semakin lama paparan, jumlah sel sperma yang mati dan lemah semakin banyak.
Paparan radiasi ternyata membuat keseimbangan reactive oxygen species (ROS) yang berada di sperma terganggu. Ketidakseimbangan ini menyebabkan stres oksidatif sehingga spermatozoa jadi rusak. Efeknya, fleksibilitas sperma dan pergerakannya jadi tak selincah sebelum terpapar radiasi, metabolismenya menurun, bentuknya rusak, hingga tingkat kesuburannya anjlok.
Radiasi juga berpengaruh pada penutupan kanal kalsium sperma. Karena kanalnya menutup, sperma jadi kekurangan asupan kalsium. Padahal zat kalsium sangat dibutuhkan oleh sperma untuk tetap hidup dan bergerak aktif. Jika gerakannya bagus, sperma bisa menuju sel telur untuk pembuahan.
Selanjutnya: Pria menyumbang 35 persen kegagalan punya anak, perempuan...