TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mengunggah sesuatu di media sosial yang berujung dengan komentar atau reaksi negatif dari orang lain? Jika ya, Anda telah menjadi korban cyber bullying.
Cyber bullying atau tindakan kekerasan di dunia maya kerap terjadi di media sosial. Banyak orang memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, untuk memberikan komentar negatif kepada orang lain.
Sebagian dari mereka bahkan sengaja membuat akun baru atau anonim agar jejaknya tidak terlihat. Apa sebetulnya definisi tepat bullying?
“Segala tindakan tidak menyenangkan dan ada ketimpangan power. Misalnya senior dan junior atau siswa populer mengejek yang tidak populer. Bullying juga dilakukan berulang-ulang,” kata Fabelyn Baby Walen, Public Relations komunitas anti-bullying Sudah Dong.
Menurut Fabelyn, langkah utama untuk mengatasi perisakan di media sosial dimulai dari diri kita sendiri. “Kita bebas mem-post apa pun yang kita mau, tapi kita juga lihat orang lain punya kebebasan. Jangan sampai kebebasan mereka itu disalahgunakan oleh kita. Ini adalah tanggung jawab masing-masing,” ujarnya.
Lalu, apa saja yang harus kita lakukan demi menghindari aksi cyber bullying?
Berpikir jernih sebelum mengunggah sesuatu di media sosial
“Jangan post sambil emosi. Jangan berpikir post ini biar keren atau untuk hiburan orang. Media sosial itu cermin dari dirimu. Apa yang kamu post efeknya tidak hanya pada saat ini, tapi juga nanti. Jejak di media digital itu susah dihapus,” kata Fabelyn.
Tentukan sikap saat menerima komentar negatif
“Kamu bisa biarin aja atau block dan report karena ada fiturnya. Jangan sungkan untuk melakukan itu. Kalau komentar di akun orang, jangan negatif. Meskipun kamu bisa anonim, itu bisa menyakiti orang lain,” ujar Fabelyn.
Jika sudah keterlaluan, sebaiknya diproses melalui jalur hukum.
“Kalau sudah sangat berat, bisa dibawa ke jalur hukum. Bullying secara garis besar ada Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Pencemaran Nama Baik,” ucapnya.
Peran orang tua
“Orang tua saat memperkenalkan gadget ke anak-anaknya harus tahu sisi negatifnya dan setting gadget. Orang tua harus bisa mengedukasi diri dengan perkembangan digital ini. Jangan sampai anak-anaknya lebih jago dibandingkan sama mereka,” kata Fabelyn, yang juga mengedarkan buku panduan bullying untuk orang tua.
Berita lainnya:
Cara Alami Menurunkan Berat Badan
Payudara Besar, Berkah atau Musibah?
Chick 'n Roll, Sensasi Ayam Goreng Enam Rasa