Bagaimana komentar Karin tentang fakta-fakta yang dibeberkan para hater?
Ada banyak hal yang salah tentang aku. Pertama, aku bukan anak Tanjung Pinang yang “kaget” gaul begitu pindah ke Jakarta. Aku memang lahir di Jakarta dan waktu kelas IV SD pindah ke Tanjung Pinang karena mengikuti ayah yang bekerja sebagai dokter mata.
Di Tanjung Pinang, aku mengikuti pergaulan di sana yang memang lebih banyak belajar. Kedua, aku belum pernah berkomitmen pakai jilbab. Foto yang beredar itu diambil waktu hari Jumat, jadi memang seragamnya pakai jilbab.
Bagaimana komentar orangtua?
Mereka enggak pernah marah. Paling sekali protes yang soal foto-foto ciuman. Tapi, sekarang kan enggak ada lagi. Mereka berpesan kalau yang itu lebih baik disimpan sendiri saja.
Berarti mereka tahu dan pernah lihat seluruh postingan Karin?
Ya, tahu.
Berarti tidak akan berubah? Tetap akan menjadi awkarin yang seperti ini?
Aku tidak akan berubah demi orang lain.
Karin sempat dituduh membuat squad (perkumpulan pertemanan) palsu karena katanya mereka hanya untuk mendongkrak follower. Apa benar?
Enggak benar. Aku memang suka memperluas pergaulan, jadi aku suka ngajakin anak-anak lain yang punya potensi buat foto-foto bareng. Hasilnya kan lumayan, mereka gak harus minta uang sama orang tuanya kalau mau nongkrong sama aku.
Aku juga kasih ide ke mereka buat feed Instagramnya. Tapi, menurut aku gak ada yang pikirannya sejauh aku buat bisnisin ini, padahal sebenernya mereka lebih berpotensi.
Selanjutnya: Berapa penghasilan Awkarin dan dari mana asalnya?