TEMPO.CO, Jakarta - Manusia tidak ada yang sempurna. Sebagian orang yang sadar memiliki kekurangan dalam hal penampilan dan menganggap itu masalah besar, berusaha menjadi lebih percaya diri dengan cara menutupinya. Sedangkan sebagian lagi membiarkannya.
Karena itu, ada yang terus berusaha memperbaiki penampilannya, termasuk dengan jalan medis atau pembedahan, tanpa mempedulikan risikonya. Bedah kecantikan pada dasarnya boleh saja dilakukan asalkan yang bersangkutan menyadari dan memahami konsekuensinya.
Baca juga:
Tindakan pembedahan di dunia kecantikan biasanya dilakukan untuk menghilangkan kulit yang tidak diinginkan, keriput, atau noda, menghilangkan lemak dan lipatan, serta memperbesar atau memperkecil bagian tubuh tertentu. Risiko dari tindakan ini adalah terjadi perubahan warna kulit, asimetri, infeksi, munculnya jaringan parut, alergi, penolakan implan, perubahan sensorik, bahkan kematian.
Berikut ini tindakan medis di dunia kecantikan yang biasa dilakukan beserta risikonya.
- Botox
Botox bertujuan menghaluskan kulit wajah dan menghilangkan keriput sementara. Botox merupakan turunan murni dari botulinum toxin A, yang berisi bakteri. Sejauh ini, belum ada efek samping jangka panjang yang diketahui dari pemakaian botox jika digunakan sesuai dengan aturan.
Botox pada dasarnya melumpuhkan otot-otot yang membuat keriput. Efek samping dari tindakan ini adalah menyebabkan senyum miring, meneteskan air liur, masalah penglihatan, mata kendur, kelemahan otot yang menyebar di seluruh tubuh, kesulitan bicara, alis miring, masalah pernapasan, kesulitan menelan, bahkan hilangnya kontrol kandung kemih.
Ketika kulit disuntik botox, otomatis area di sekitarnya akan memar, bengkak, nyeri, dan ada bekas di titik suntikan. Di dunia kesehatan, botox lazimnya disuntikkan kepada pasien yang mengalami cerebral palsy dan migrain kronis, bukan untuk tujuan kecantikan.
- Filler
Sama seperti botox, filler juga bertujuan menyingkirkan keriput untuk sementara dengan menyuntikkan zat ke dalam kulit. Filler biasanya digunakan untuk memperbesar bibir, pipi, dan bagian tubuh lainnya. Mengutip youqueen, filler lebih berbahaya ketimbang botox karena kemungkinan besar terjadi penolakan dari dalam tubuh sehingga terjadi alergi.
Filler juga berisiko tinggi karena langsung memasukkan zat ke pembuluh darah, sehingga sangat mungkin memicu penyumbatan. Selain itu, filler bisa mengakibatkan wajah menjadi kendur serta terjadi erosi pada jaringan kulit. Yang paling serius dari bahaya filler adalah embolism atau penyumbatan pada pembuluh darah, oklusi pembuluh darah (ini dapat menyebabkan nekrosis jaringan atau kematian), pembekuan darah, dan kebutaan.
YOUQUEEN | NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Kenali Kebiasaan Baru Anak Setelah Bersekolah
10 Benda di Rumah yang Dipercaya Membawa Sial
Kesalahan Terkait Pakaian Dalam yang Sering Dilakukan