Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tisha Destria, Manager Sepak Bola dari Lingkungan Cendikia  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ratu Tisha Destria. TEMPO/ M Iqbal Ichsan
Ratu Tisha Destria. TEMPO/ M Iqbal Ichsan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kesibukan mengurus Indonesia Soccer Championship atau Kejuaraan Sepak Bola Torabika (Torabika Soccer Championship/TSC), yang dimulai sejak 29 April lalu hingga Desember mendatang, Ratu Tisha Destria, 30 tahun, menerima tawaran Tempo untuk diwawancarai. Mengikuti alur kesibukannya, kami lantas bertemu di bandara. “Daripada nanti kita susah lagi untuk janjian ketemu, di sini saja, ya?” ujar Tisha, yang baru saja kembali dari Palangkaraya, Kalimantan Timur, Kamis malam, 21 Juli 2016.

Tisha baru pulang-pergi Jakarta-Palangkaraya pada hari yang sama. Urusannya tak jauh soal kompetisi liga terbesar se-Indonesia yang sedang ia pegang. Sebagai Direktur Kompetisi dan Regulasi di PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS), kini perempuan kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 ini sedang berfokus menjalankan tugas mengatur alur kompetisi, yang terdiri atas lima cabang olahraga, agar bisa berjalan lancar.

Apa yang membuat perempuan kelahiran ini bisa terjun ke dunia sepak bola? Ceritanya ternyata cukup panjang. Tisha sudah terjun ke dunia olahraga, khususnya sepak bola, sejak di bangku SMA Negeri 8 Jakarta. Menurut dia, kisahnya dulu saat berseragam putih abu-abu mirip kisah komik yang mengulas soal tim sepak bola di sekolah. “Kalau suka baca komik sepak bola tuh, dulu cerita saya model-model gitu. Sekolah isinya orang-orang pinter, fokus akademik, lalu muncul sekumpulan anak yang ingin membuktikan kalau sekolah bisa berjaya juga di bidang olahraga,” kata Tisha, sembari terkekeh.

Bayangkan saat itu, ia dan beberapa kawannya membuat tim sepak bola dari nol. Tisha sendiri langsung menjadi manajer tim. Di tengah suasana sekolah yang menomorsatukan pelajaran dan nilai-nilai akademis, kehadiran Tisha dan tim sepak bola ini menjadi anomali di SMA-nya. Saat perlahan tim sepak bolanya ini bisa menang di sebuah kompetisi, Tisha punya keyakinan bahwa semangat bakal mengalahkan segalanya.

“Itu jadi idealisme banget. Tapi itu terasa saat mengelola sesuatu dari tak ada apa-apanya sampai bisa menjadi sesuatu,” katanya.  Tisha sebenarnya bingung kala ditanya apa yang mebuatnya suka terhadap olahraga sepak bola. Ia hanya tersenyum dan menggeleng pelan. “Kita sering tidak bisa menjelaskan alasan mengapa kita bisa mencintai sesuatu, kan?” kata dia, saat itu.

Saat kelas III SMA, Tisha pun mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar antar-budaya AFS di Leipzig, Jerman. Di kota kecil itu, selama setahun, Tisha menemukan bagaimana nilai-nilai yang erat dalam kompetisi olahraga menjadi ruh bagi masyarakat. “Dalam kehidupan sehari-hari, terasa sekali bagaimana masyarakat di sana mengusung  fairness, menghargai kemenangan, menerima kekalahan, dan bangkit dari jatuh. Itu ada dalam keseharian mereka,” ujarnya.

Hal semacam itu, menurut dia, masih belum bisa hadir dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Sampai saat ini, Tisha melihat olahraga di Indonesia baru sebagai tren, sebuah aktivitas yang dinilai dari manfaatnya terhadap kebugaran dan kesehatan. “Itu tidak salah, itu baik. Tapi alangkah lebih baik jika suatu saat nanti kita bisa menerapkan nilai-nilainya dalam keseharian.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berangkat dari situ, Tisha yakin sudah menemukan apa yang ingin ia jalani ke  depan. Duduk di bangku kuliah Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung tak menyurutkan perempuan ini untuk melanjutkan minatnya di bidang olahraga.

Ia masuk Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB), menjadi bagian dari salah satu tim futsal, serta ikut mengurus manajerial tim, yang saat itu berada di bawah Liga Persib dan Liga Mahasiswa Jawa Barat. Tantangan Tisha pun lebih besar. Sementara di SMA ia hanya mengurus kebutuhan internal sebuah tim kecil, di PS ITB ia diminta mengelola hal yang lebih besar.

Lulus kuliah Pada 2008, Tisha mulai menginisiasi pembentukan LabBola, sebuah  usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyedia data analisis spesifik di bidang olahraga. Pada 2013, ia mendapat kesempatan mengambil program Master di FIFA Master selama satu setengah tahun.

Semua pengalaman yang didapat Tisha membekalinya dengan banyak pengetahuan dan membentuk visi jangka panjang terhadap sepak bola Tanah Air. Salah satunya, lewat peran pentingnya dalam merancang konsep kompetisi yang baru untuk sepak bola Indonesia saat ini.

AISHA SHAIDRA

Berita lainnya:
Apa Saja yang Disembunyikan Suami dari Istrinya?
Irama Jantung Berantakan, Stroke dalam Hitungan Jam
7 Bunga Cantik Dekorasi Pesta Pernikahan yang Ramah Kantong

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

2 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier


Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

30 Oktober 2023

Ilustrasi orang kerja di Jepang. Foto : LKPN
Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pekerja asal Indonesia. Apa saja syarat dan cara bekerja di sana serta berapa biaya hidupnya?


Rayakan 31 Tahun Pernikahan Michelle dan Barack Obama Saling Memuji

4 Oktober 2023

Barack Obama dan Michelle Obama. Instagram.com/@barackobama
Rayakan 31 Tahun Pernikahan Michelle dan Barack Obama Saling Memuji

Michelle Obama dan Barack Obama menikah pada 3 Oktober 1992


Pejabat Tinggi ASN Kini Bisa Mutasi Kurang dari 2 Tahun untuk Akselerasi Kinerja

27 September 2023

MenPAN RB Abdullah Azwar Anas (kanan) dan Menkumham Yasonna H. Laoly (kiri) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26 September 2023. Rapat tersebut beragendakan pengambilan keputusan tingkat I terkait Rancangan Undang-undang (RUU) nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pejabat Tinggi ASN Kini Bisa Mutasi Kurang dari 2 Tahun untuk Akselerasi Kinerja

Menteri Abdullah Azwar Anas menerbitkan surat edaran tentang mutasi Pejabat Pimpinan Tinggi ASN yang menduduki jabatan meski belum sampai dua tahun.