TEMPO.CO, Jakarta - Menyuruh anak-anak untuk tidur mungkin sangat sulit bagi sebagian orang. Apalagi bila si anak masih ingin bermain, membaca, atau menonton televisi.
Namun membiarkan anak tidur terlalu larut akan berdampak buruk, bukan hanya untuk jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Untuk jangka pendek, anak pasti akan sulit dibangunkan keesokan harinya, padahal ia harus pergi ke sekolah.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya lagi. Anak yang waktu tidurnya kurang akan mengalami depresi dan masalah mental lain pada masa mendatang ketika usianya beranjak dewasa. Hal itu menurut para pakar di Universitas Houston, Amerika Serikat.
Untuk mempelajari dampak buruk kurang tidur pada anak-anak, psikolog klinis Candice Alfano meneliti 50 anak berusia 7-11 tahun. Hasilnya, kurang tidur menyebabkan emosi negatif anak lebih tinggi. Contohnya, anak tidak menemukan kesenangan pada hal-hal positif setelah kurang tidur dalam dua malam.
Anak-anak juga menjadi kurang bereaksi terhadap hal-hal positif dan kurang mampu mengingat detail dari pengalaman yang menyenangkan. Tendensi tersebut lenyap ketika waktu tidur mereka cukup.
Alfano mengingatkan para orang tua untuk memperhatikan waktu tidur anak dan menjaga kesehatan mental mereka pada masa mendatang dengan serius, seperti yang orang tua lakukan pada kesehatan gigi dan nutrisi anak.
Lalu berapa waktu tidur yang baik untuk anak? Para dokter menyarankan waktu tidur untuk bayi yang baru lahir sampai berusia 4 minggu adalah 16 jam sehari. Sampai berusia 12 bulan, waktu tidur mereka menjadi 14-15 jam.
Anak-anak berumur 1-3 tahun butuh tidur selama 12-14 jam sehari, 10-12 jam untuk yang berusia 3-6 tahun, dan sedikitnya sepuluh jam untuk bocah 7-12 tahun. Setelah berusia 12 tahun, anak-anak itu bisa tidur delapan jam sehari seperti orang dewasa.
DAILYMAIL | PIPIT
Berita lainnya:
Pizza Andaliman, Gaya Italia untuk Lidah Batak
Menengok Gaya Street Couture Paris yang Unik
Mengintip Kecanduan Seseorang Berdasarkan Zodiak